Selasa, April 29, 2008

Jundullah Tsaqafatan wa Akhlaqan

Jundullah adalah orang-orang yang telah mengkhidmatkan dirinya pada jalan Allah dengan membawa nilai-nilai Rabbani dan menyeru manusia kepadanya. Mereka adalah orang-orang yang memberikan loyalitas (wala�) hanya kepada Allah, Rasul, dan orang-orang yang beriman.Dalam memperjuangkan dan menyeru manusia pada nilai-nilai Rabbani, seorang jundullah harus memiliki bekal. Mana mungkin ia dapat mengajak manusia kepada kebenaran, sedangkan ia tidak mengetahui bekal apa yang harus dibawa. Yang disoroti adalah tentang intelektualitas dan akhlak seorang jundullah, suatu aspek yang sangat penting dan mendasar.Uraian kajian di bawah ini sangat komprehensif sehingga dengannya seseorang siap menjadi jundullah; golongan yang akan dimenangkan Allah dalam medan kehidupan.Kata Hizbullah disebut dalam Al Qur�an sebanyak dua kali. Pertama di surah Al Mujaadilah dan yang kedua di surah Al Maaidah.�Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalam-Nya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.� (QS. Al Mujaadilah:22)�Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu�min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.� (Al Maidah : 54-56)Dengan demikian, hizbullah memiliki arah, yang cirinya adalah sebagai berikut.1. Membebaskan diri dari musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya. Secara praktikal dengan tidak memberikan ketaatan kepada mereka, dan secara batin dengan tidak menyimpan kecintaan kepada mereka.2. Memberikan wala �loyalitas� kepada kaum mu�minin dalam bentuk praktikal dan menumbuhkan kecintaan dalam hati. Kaum mu�minin yang berhak diberikan wala� ini adalah mereka yang telah melengkapi syarat keimanan, mendirikan shalat dan menunaikan zakat.Sasaran-Sasaran Utama Hizbullah1. Membentuk kepribadian manusia secara islami2. Mendirikan negara Islam di setiap daerah3. Menyatukan umat Islam4. Menghidupkan kembali kekhalifahan5. Mendirikan negara Islam InternasionalIntelektualitas Serdadu Islam Rabbani (JUNDULLAH Tsaqafatan)A. ILMU USHULUTS-TSALASAH (Ilmu tentang Keimanan)Ilmu yang dimaksud adalah ilmu yang pada zahirnya membahas tiga pengetahuan dasar Islam, yaitu pengetahuan tentang Allah SWT, pengetahuan tentang Rasulullah SAW dan pengetahuan tentang Islam. Inilah metodologi Rasulullah saw dalam mendidik para sahabat sebaqaimana yang disebukan oleh Ibnu Umar r.a.�Ketika Rasulullah saw masih hidup, aku menyaksikan bahwa kaum muslimin kala itu lebih menomorsatukan mempelajari masalah keimanan sebelum mempelajari Al Qur�an. Ketika diwahyukan surah-surah Al Qur�an kepada Muhammad saw, maka dari surah-surah itu kami mempelajari hukum halal-haram dan perkara-perkara yang harus kami renungkan dari surah-surah Al Qur�an itu. Namun, belakangan saya mendapati orang-orang lebih menomorsatukan Al Qur�an sebelum mempelajari masalah keimanan. Lalu tatkala orang-orang itu membaca seluruh surah dalam Al Qur�an; dari Al Fatihah sampai An Naas, kala itu mereka tidak mampu memahami mana yang merupakan perintah Al Qur�an dan mana yang merupakan larangannya. Serta mana pula ayat-ayat yang semestinya mereka renungkan dan mereka jabarkan, seperti layaknya mereka menghampar buah kurma yang jelek.�B. AL KITAB DAN ULUMUL QUR�AN1. Ilmu Nasikh MansukhDalam Islam, terdapat hukum-hukum yang sifatnya gradual, dan selang beberapa waktu hukum tesebut barulah stabil.2. Ilmu Asbab Nuzul (sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al Quran) dan Amkinah Nuzul (ilmu tentang tempat di mana suatu ayat diturunkan)Buku rujukan ilmu bidang ini:a. Nasikh Mansukh, Ibnu Hazmb. Lubabun Nuqul Fi Asbabun Nuzul, Imam Suyuthi3. Ilmu Gharibil Qur�a (ilmu yang membahas hal-hal yang aneh di dalam Al Qur�an)4. Ilmu Rasm Utsmani (ilmu yang mempelajari teori penulisan Utsmani yang digunakan para sahabat untuk menulis mushhaf Al Qur�an)5. Ilmu Tafsir Al Qur�an Berkaitan dengan Kitabullah, setiap insan muslim dihimbau :Pertama, insan muslim harus membaca Al Qur�an secara kontinuKedua, dia harus menghafal sebagian Kitabullah (Al Qur�an)Ketiga, seorang inividu muslim harus terbiasa merujuk kepada perkataan para mufassir. Contoh buku tafsir:a. Tafsir yang ringkas adalah kitab tafsir al-Jalalainb. Tafsir mazhabi adalah tafsir Ai Au�ud dalam mazhab Imam Abu Hanifahc. Kitab tafsir yang ma�tsur adalah kitab tafsir karya Ibnu Katsird. Kitab tafsir modern adalah tafsir Fi Zhilaalil Qur�an karya Sayyid QuthbMemahami Kitabullah dapat tercapai bila kita:a. Mempelajari bahasa Arabb. As Sunnahc. Sirah Nabawiyahd. Ulumul Qur�anBatas khatam Al Qur�an satu kali dalam sebulan. Atau kalau tidak mampu, satu kali dalam empat puluh hari.C. AS SUNNAHAs Sunnah adalah semua perkara yang dinukil dari perkataan, perbuatan, dan keputusan Nabi saw. Di bawah ini adalah struktur pembagian hadits Nabi.Pertama, hadits shahih. Yaitu hadits yang memiliki sanad dan sanadnya ini terus bersambung melalui perawi yang adil dan baik hafalannya. Hadits ini tidak aneh dan cacat.Kedua, hadits hasan. Hadits ini dibagi 2, yaitu:a. Hadits yang sanadnya tidak luput dari perawi yang tidak jelas identitas pribadinya dan diriwayatkan melalui sanad hadits yang berbeda.b. Hadits yang para perawi berasal dari golongan orang-orang yang terkenal jujur, dan dapat dipercaya, namun dari segi hafalan dan kecermatan, hadits hasan tidak sampai dengan perawi hadits sahih.Ketiga, hadits dhaif. Yaitu hadits yang tidak memiliki kriteria hadits shahih serta hadits hasan sebagaimana yang tadi disebutkan.Keempat, hadits maudhu�. Adalah hadits yang dibuat-buat serta dinisbatkan oleh pembohong dan pemalsu hadits.Kitab yang sebaiknya dibaca oleh jundullah:a. Kitab al Arba�in an-Nawawiyyahb. Al-Azhrar karya Imam Nawawic. Riyadhush-Shalihind. Kitab Hidayatul Bari fi Tajridi Shahih BukhariD. ILMU USHUL FIQIHAdalah ilmu yang merupakan barometer bagi ilmu fiqih dan asal muasalnya dan berfungsi mengatur seseorang dan melindunginya dari kekeliruan meng-istinbat hukum. Buku-buku ushul fiqh kontemporer adalah:a. Buku Ushul Fiqh karya Syekh Abu ZahuraBuku-buku Ushul Fiqh Modern adalah:a. Buku Karya Khudhari Bekb. Buku Karya Adib shalehBuku-buku klasik di bidang ushul fiqh adalah :a. Kitab ar Risalah karya Imam Syafi�Ib. Kitab Al-Mustahfa karya Imam Al Ghazalic. Kitab al Manhul karya imam Al GhazaliE. ILMU-ILMU YANG SIFATNYA TEORITIS DAN PRAKTIS: ILMU AQAID, ILMU AKHLAK DAN ILMU FIQIH2. Ilmu Akhlak3. Ilmu FiqihF. SEJARAH UMAT ISLAM DAN KEKINIANNYAMembaca sejarah merupakan faktor urgen dalam pembentukan pribadi muslim. Juga dalam menumbuhkan perasan memilki terhadap eksistensi umat. Untuk mengetahui segi-segi ini, disarankan untuk membaca:1. Kitab Tahzib Sirah Ibnu hisyam atau Nurul yaqin2. Hayatu Shahabah �Kehidupan Para Sahabat�3. Ad-Da�wah ilal Islam (Arnold)4. Maadza Khasiral-�Aalam bin-hitaathil-Muslimin. Buku ini mengajak kita untuk menganalisis sejarah kontemporer dan masa lalu.5.Min Rawaa�i Hadhaaratina, karya Dr. Musthafa as Siba�i. Buku ini membuka cakrawala pengetahuan kita tentang sejauh mana kecermelangan sejarah kita yang agung.6. Taqwim al-�Alam al Islaami. Buku ini membahas tersebarnya kaum muslimin di dunia dan situasi dunia islam.G. DISIPLIN ILMU BAHASA ARABBahasa Arab adalah ilmu yang sangat penting bagi kita; untuk dapat membaca, memahami, menulis dan berbicara. Yang pada akhirnya, akan mengekalkan agama Islam karena seorang individu muslim harus berda�wah. Permasalahan yang pertama kali muncul adalah matinya bahasa Arab fush-hah (bahasa arab asli), disertai dengan tumbuh berkembangnya bahasa amiyah (dialek local) yang mencapai ratusan macam dialeknya.Agar kita memiliki pengetahuan bahasa Arab yang baik, ada beberapa bahan bacaan yang harus dikuasai, yakni sbb:1. Membaca kitab tentang khattul-Arabi� �kaligrafi Arab�2. Membaca kitab tentang imla (cara penulisan kata-kata dalam bahasa Arab)3. Membaca kitab tentang nahwu dan sharaf4. Membaca kitab tentang ilmu balaghah5. Membaca kitab tentang ilmu �arudh6. Mengkaji kamus-kamus bahasa Arab yang kuno7. Mengkaji sastra Arab dan sejarahnyaH. BEBERAPA TANTANGAN DAN KONSPIRASIMengetahui musuh-musuh, memperhitungkan langkah-langkahnya dan memantaunya, kemudian mengentaskannya adalah suatu kewajiban bagi kita:1. Freemansonry, Rotary-Lions Club2. Peranan agen-agen Amerika (CIA), Inggris, Prancis dan Rusia (KGB)3. Partai-partai yang berdiri atas dasar orientasi mereka yang bermacam-macam, yang bersifat kapitalis, demokratis, komunis, sosialis, atau nasionalis.4. Sekolah-sekolah yang mengacu pada organisasi-organisasi asing, baik itu missionaris maupun sekularis.5. Peranan publikasi yang mengikut pada organisasi seperti ini, juga koran-koran dan majalah-majalah yang mempropagandakan misi mereka.6. Propaganda penghalalan dan kekacauan yang dilakukan oleh para penulis dan pengarang kisah atau skenario film dan televisi.7. Propaganda yang berorientasi ide-ide kafir, baik itu yang terdapat pada sekolah-sekolah asing maupun yang berada pada sekolah setempat yang terpengaruh oleh pemikiran kafir dan orang kafir.Buku berikut ini diharapkan dapat menolong dalam memecahkan problem muslim kontemporer dalam menghadapi tantangan zaman.1. Nahwa al-Mujtama�il-Islami, karya as Syahid Sayyid Quthb.2. Al-Islam wa Muskilaatul-Hadharah, karya asy-Syahid Sayyid Quthb3. Nahnu wal-Hadharah al-Gharbiyyah, karya Abul A�la al-Maududi4. Harakaat wa Madzaahib, karya Fathi Yakan.5. Ats-Tsaqafatul-Islaamiyah, karya Dr. Abdul Karim Utsman.I. KAJIAN ISLAM KONTEMPORERKajian modern ini merupakan bekal bagi individu muslim modern dalam memasuki kancah pergulatan pemikiran kontemporer. Perpustakaan Islam menjadi penuh dengan buku-buku yang berindikasikan pemikiran ini dan kita selalu membutuhkan kreativitas mereka sebagai tambahan.Berikut gambaran dari sebagian buku-buku yang harus dibaca oleh seorang individu muslim.1. Mabadiul-Islam, karya Abul A�la al-Maududi2. Khashaisut-Tashawwur al-Islaami, karya Sayyid Quthb.3. Hadzad-Dien, karya Sayyid Quthb.4. Al-Mustaqbal li Hadzad-Din, karya Sayyid Quthb.Buku-buku berikut memberi gambaran tentang Islam secara umum. Keistimewaannya, ciri-cirinya serta kebutuhan manusia akan Islam.1. Ar-Risalatul-Muhammadiyah, karya Sulaiman an-Nadawi2. Al-Hadharatul-Islaamiyah, Ususuha wa Mabadiuha, karya Abul A�la al Maududi.3. Al-Arkanul-Arba�ah, karya Abul Hasan an-Nadawi.Buku-buku berikut ini akan memberikan gambaran tentang rukun-rukun Islam.1. Isytirakiyatul-Islam wa Nazharaat fi Isytirakiyyat al-Islam, karya Dr. Mushthafa as-Siba�I dan al Ha-mid.2. Malakiyatul-Ardhi fil-Islam, karya Sayyid Quthb.3. Al-�Adaalatul-Ijtima�iyah fil-Islam, karya Sayyid Quthb.4. Ususul-Iqtishadil-Islami, karya Abul A�la al-Maududi.5. Ar Riba, karya Abul A�la al-Maududi6. At-Takaaful al Ijtima�I fil-Islam, karya Abdullah UlwaniBuku-buku berikut ini akan memberikan kita gambaran tentang sistem ekonomi Islam.1. Al Mar�ah bainal-Fiqh wa Qanun, karya Dr. Musthafa as-Siba�i.2. Al Hijab, karya Abdul A�la al-Maududi.3. Tafsir Surah An-Nuurr karya Abul A�la al Maududi.Buku-buku berikut ini akan memberikan kita gambaran tentang sistem tatanan sosial dalam Islam.1. As-Silmu wal Harb, karya Dr. Musthafa-as Siba�i.2. Al Jihad, karya Abul A�la al-Maududi.3. Nazhariyatul-Islam wa Hadhuyu fid-Dustuur wal-Qanun dan Nahwa Dustur Islami, karya Abul A�la al-Maududi.4. Risalatul Jihad, karya asy-Syahid Hasan al-Banna.Buku Manhajut-Tarbiyah al-Islamiyah karya Muhammad Quthb akan memberikan gambaran kepada kita tentang sistem politik dan militer.Buku-buku berikut ini akan memberikan gambaran tentang metode pendidikan Islam.1. Syubuhat Haulal-Islam, karya Muhammad Quthb.2. Jahiliyatul-Qarnil-�Isyriin, karya Muhammad Quthb.3. Ats-Tsaqafatul-Islamiyah, karya Dr. Abdul Karim Utsman.Hendaknya seorang individu muslim saat ini selalu memperhatikan pemikiran Islam dalam buku-buku, koran-koran, atau majalah-majalahnya, dan selalu sadar dalam mencernanya serta tidak disibukkan oleh satu masalah sehingga melupakan masalah yang lain.J. PEMAHAMAN DA�WAH DAN PRAKTIKNYARasulullah saw bersabda, �Sampaikanlah pengajaran dariku, meskipun hanya satu ayat.�Imam Ali berkata, �Dunia tidak akan sepi dari orang-orang yang membela Allah SWT dengan argumennya.�Sudah selayaknya bagi kaum muslimin untuk mempelajari seluruh praktik da�wah kepada Allah SWT yang ada di depannya, kemudian mempelajari semua pendapat-pendapat yang ada; dari metode para ulama, metode yang dilakukan oleh pakar-pakar sufi, metode jam�iyyat khairriyyah (LSM), metode partai-partai Islam, metode berbagai organisasi yang ada, sampai pendapat-pendapat yang dilontarkan dalam kajian-kajian bidang da�wah, dan lainnya.Individu muslim hendaknya mempelajari pemikiran gerakan islam yang asli, metode pelaksanaannya, dan pembentukannya serta langkah-langkahnya untuk melawan kemurtadan dan kekafiran dalam seluruh levelnya. Beberapa kajian yang sebaiknya ditelaah:1. Minhajul-Inqilabil-Islami, karangan al-Maududi.2. Ma�alim fith-Thariq, karangan Sayyid Quthb.3. Waaqi�ul-Muslimiin wa Sabiilun-Nuhudh Bihim, karya al-Maududi.4. Rasaa�il al-Ustadz asy Syahid Hasan Al Banna yang berisi: �al-Muktamar al Khamis� , �Risaalatut-Ta�lim�, �Baik al-Amsi al Yaum�, �ar-Rasaa�il ats Tasalaasah�, dan �Da�watuna fi Thaurin Jadiid�. Kemudian semua rasa�il al Ustadz Hasan Al Banna dan catatan-catatannya. Lebih dikhususkan lagi bagian akhir dari risalah tersebut.5. Silsilah Rasa�il, bagian usrah: �Adabul Usrah wal-Katibah�, �Nizhamul-Usrah�, �Nasyatuhu wa Ahdaafuhu�, �Nahwa Jailin Muslim�. 6. Musykilaatud-Da�wah wad-Da�iyah, karangan Fathi Yakan.7. Tadzkiratud-Du�aat, karangan al-Bahiy al-Khuli.8. Nahwa Hukmin Islaami, karangan Muhammad Ali ad-Dhanawiy.9. Al Ikhwaanul Muslimuun, Fi Harbil-Falisthiin.10. Al Muqawamatus-Sirriyyah fi Qanaatis-Swiss.Langkah pertama yang harus dimiliki oleh umat Islam dalam mempersatukan dan merekatkan hati umat, adalah menyamakan persepsi tentang langkah-langkah utama dalam proses pendidikan dan pengajaran.Berikut ini beberapa buku karangan kami tentang Fiqhud-Da�awah. Juga buku mengenai membina dan mengaktifkan amal islami, yaitu:1. Jundullah: Tsaqafatan wa Akhlaqan. 2. Min Ajli Khutwah Ilal-Amam �Ala Thariqil-jihadil-Mubarak.3. Al-Madkhal Ila Da�watil-Ikhwanil-Muslimin.4. Jaulaat fil-Fiqhain al-Kabiir wal-Akbar wa Ushuuluha.5. Fi Afaaqit-Ta�liim.6. Duruusun fil-Amalil-Islami al-Mu�ashir.7. Jundullah Takhtiihan.8. Hazihi Tajribatii wa Hadzihi Syahadatii.9. Fushuulun fil-Imrah wal-Amiir.K. CATATAN DAN SARAN�Jika kalian melihat seseorang sering mendatangi masjid (untuk shalat), maka persaksikanlah tentang kelurusan imannya.� (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Darimi)Kembali ke masjid, meramaikannya dengan ilmu atau zikir kepada Allah SWT, dan mengadakan pengajian untuk kaum muslimin di masjid-masjid adalah awal dari usaha menghidupkan IslamSuatu masjid, bila diorganisasi dengan baik oleh seorang ulama yang shaleh yang berjihad untuk membentuk sebuah kelompok, lalu di dalam kelompok tersebut dibagi individu-individu yang ditugaskan mempelajari suatu keilmuan Islam. Dan dibentuk halaqah-halaqah kajian. Jika para aktivis tersebut menguasai materi yang dipelajarinya, para pengajar mengganti dengan materi yang lain. Apabila telah selesai mengkaji pada suatu periode, diteruskan pada periode selanjutnya. Demikianlah individu mulim berpindah dari satu halaqah ke halaqah yang lain, dari satu marhalah ke marhalah yang lain, sehingga sempurnalah wacana kelimuan Islamnya. Setelah itu, jika seorang aktivis telah menguasai apa yang dipelajarinya, kepadanya dibebankan mengajarkannya di masjid tersebut atau di masjid yang lain.Kami menganjurkan agar diadakan beberapa halaqah berikut ini, di masjid-masjid pada suatu tempat. Yaitu, Halaqah kajian ushuluts-tsalasah, halaqah pengajian Al Qur�an, halaqah pengajian hadits, halaqah kajian ushul fiqih, halaqah kajian aqaid, halaqah kajian fiqih, halaqah kajian dasar-dasar akhlak, halaqah kajian bahasa arab, halaqah kajian mengetahui konspirasi terhadap Islam, halaqah kajian sejarah Islam, halaqah kajian dunia Islam dan kekiniannya, halaqah kajian islam kontemporer, halaqah fiqih da�wah.Setiap halaqah harus ada penanggung jawabnya yang mempunyai spesialisasi dalam kajian tersebut. Mempelajari ilmu-ilmu tersebut tidak bisa dengan otodidak atau mengkaji sendiri, melainkan harus dilaksanakan di masjid karena lebih banyak berkahnya dan dapat bersatu dengan ikhwan lainnya.Akhlak Serdadu Islam Rabbani (JUNDULLAH Akhlaqan)A. AKHLAK ISLAMDalam diri kaum muslimin yang hidup pada zaman keemasan Islam akan terlihat SEMUA akhlak yang sangat mulia. Adapun pada diri muslim yang hidup setelahnya, hanya didapati sebagian seginya menonjol dan bagian yang lainnya hampir tidak terlihat eksistensinya. Muslim pada zaman keemasan Islam terlihat sangat alim, zahid, patuh, saling menolong, menjadi dai, pemberani, jujur, bijaksana, politikus, oranisatoris, beradab dan cerdas. Adapun muslim saat ini hanya memiliki akhlak yang setengah-setengah.Seseorang akan mendapat predikat �tentara Allah SWT� bila telah memenuhi lima akhlak yang tercantum di dalam QS. Al Mujaadilah: 22, yaitu:1. Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya. 2. Bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu�min3. Bersikap keras terhadap orang-orang kafir.4. Berjihad di jalan Allah5. Tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. B. KARAKTER PERTAMA: Wala (Loyalitas)Sifat pertama adalah mengkhususkan wala �loyalitas� hanya kepada Allah SWT, Rasulullah dan orang mukmin. (An-Nisaa�:138-139), (Al Maaidah: 56), (At Taubah: 71), (Al Mumtahanah: 4), (Al kahfi: 102), ( At Taubah: 16)Dan tidak memberikan loyalitas kepada orang-orang kafir, munafiq, fasik ataupun menjadikan mereka sebagai teman karib tempat mencurahkan hati. (Al Maaidah: 51), (Al Maaidah: 57-58), (At Taubah: 23), (Ali Imran: 28)Karakter-karakter orang munafik tercantum di (QS. 2: 11- 16), (QS. 4: 60-61), (QS.24: 27-50), (QS.9:67), (QS. 4: 140-141). Dan di dalam hadits Bukhari, sifat orang munafik ada 4, yaitu jika diberi kepercayaan dia berkhianat, jika berbicara berbohong, jika berjanji tidak ditepati dan jika bersaing akan berbuat curang. Di dalam hadits Muslim, sifat orang munafik adalah berleha-leha ketika tiba waktu shalat dan shalat dengan tergesa-gesa.Fenomena-fenomena wala� yang diharamkan:1. Fenomena Pertama: Mengikat kontrak dengan orang kafir. (Al Hasyr: 11)2. Fenomena Kedua: Membeberkan rahasia orang mukmin kepada orang kafir. (Al Mumtahanah: 1)3. Fenomena Ketiga: Cinta kepada orang yang menentang Allah SWT. (Al Mujaadilah: 22)4. Fenomena Keempat: Memilih pergaulan dengan orang kafir dan munafik. (An Nisaa: 140)5. Fenomena Kelima: Taat. (Muhamamd: 25-26), (Al An�aam: 116), (Al Ahzab: 48), (Al Kahfi: 28), (Ali Imran: 149-150)6. Fenomena Keenam: Menirukan sesuatu. Rasulullah SAW bersabda, �Siapa yang mengikuti perilaku suatu kamu maka dia bagian dari mereka.� (HR. Ahmad)C. KARAKTER KEDUA: MAHABBAHMahabbah �cinta� seorang hamba kepada Allah SWT merupakan pengaruh alami yang timbul dari rasa syukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah SWT kepadanya. Pembahasan bagi yang ingin meniti jalan menuju cinta Allah SWT dibagi tiga, yaitu:1. Orang-Orang Yang Dibenci Allah SWTa. Condong pada kesesatan.b. Menggunakan tradisi orang-orang pada zaman jahiliyah.c. Membunuh manusia tanpa alasan yang benar.d. Banyak gosip. (An Nisaa: 114), (Al Mujaadilah: 9)e. Takabburf. Syirik (Ibrahim: 13-14)g. Taat dan tunduk pada syetan, melakukan dosa-dosa besar dan kecil. (Ibrahim:22)h. Dusta dan menentang ayat-ayat Allah. (Al An�aam: 157)i. Menghukumi tanpa berlandaskan hukum Allah. (Al Maaidah: 45)j. Berdusta/berbohong kepada Allah SWT. (Al An�aam: 21), (An Nahl: 116), (Al Baqarah: 140)k. Melampaui batas dari ketentuan Allah (Al Baqarah: 229)l. Mengikuti hawa nafsu dan meninggalkan syariat Allah. (Al Qashash: 50)m. Ayat-ayat Allah diperdengarkan namun ia tidak mengingat-Nya. (Al Kahfi:57)n. Memfitnah, merendahkan dan mengolok-olok orang muslim. (Al Hujuraat: 11)o. Mencari-cari kesalahan dan mengghibah orang muslim. (Al Hujuurat: 12)p. Kekufuran. (Ali Imran: 105-106). Sebab-sebab dari sebuah perpecahan:- Meninggalkan jalan Allah lalu mengikuti jalan-jalan setan. (al-An�aam: 153)- Tidak disatukan oleh kebenaran dan melupakan sebagian ajaran Allah. (al-Maa�dah: 14)- Tidak adanya kejernihan akal. (Ali Imran: 152)- Tidak adanya persatuan hati di antara mereka tidak terdapatnya sifat zuhud dunia. (al-Anfaal: 63)2. Orang-Orang Yang Dicintai Allah SWTa. Orang yang berbuat al-Ihsan. (Ali Imran: 134), (Ali Imran: 147), (Az Zumar: 17-18), (An Nisaa: 36), (al Baqarah: 8).b. Orang yang bertaubat. (Al Baqarah: 222), (At Taubah: 108), (Ali Imran: 135-136)c. Orang yang menyukai kebersihan ibadah.d. Orang yang Mengikuti Rasulullah SAW. (QS. Al Ahzab: 21). Dengan cara:- Selalu mengharap rahmat Allah dan hari akhirat- Selalu berzikir kepada Allah SWT (Al-Ma�tsurah, tahlil, tahmid, istighfar, shalawat, membaca Ali Imran pada hari Jum�at, membaca Al Qur�an)- Meneladani sunnah Rasulullah SAW dan para sahabat. (Shiddiq, amanah, fathanah, tabligh dan seluruh perilaku Rasulullah SAW)e. Orang-orang yang saling mencintai dan bersaudara karena Allah.Hal-hal yang Perlu Diperhatikan. Satu, mahabbatullah adalah sebagai berikut.- Cinta karena Allah SWT.- saling mengunjungi karena Allah SWT.- Memberi harta karena Allah SWT. Dua, mahabbah karena Allah SWT hanya dapat terwujud jika terhindar dari motivasi untuk ambisi pribadi. (Al �Ashr: 1-3).Tiga, persaudaraan karena Allah SWT tidak akan berlangsung lama kecuali jika dilandasi dengan takwa dan akhlak. (Az Zukhruf: 67), (Al Isra: 53)Empat, Persaudaraan karena Allah SWT dapat berlangsung lama hanya dengan menjaga rahasia saudaramu, tidak ghibah, serta kamu tunaikan haknya. f. Orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur. (Ash-Shaff: 4)g. Orang yang bertaqwa. 1. Kedudukan dan Urgensi Taqwa dalam Islam. Satu, Allah SWT berfirman (An Nisaa�:131). Dan wasiat Allah SWT kepada seluruh umat: (Asy Syu�ara: 10-11), (Asy Syu�ara: 123-124) (Asy Syu�ara: 161) (Asy Syu�ara: 123-124), (Al Baqarah: 183), (Al Baqarah: 188), (Al Baqarah: 179), (Asy Syuara: 108).Dua, Allah SWT menjadikan takwa sebagai ukuran dekat dan jauhnya seseorang dari-Nya. (Al Hujurat: 13). Tiga, surga yang luasnya seluas langit dan bumi hanya untuk orang yang bertaqwa. (Al Baqarah: 212), (Al Hijr: 45), (Al qamar: 54)Empat, Orang bertaqwa senantiasa tertindas, sebagai sebuah sunnatullah. (Muhammad: 31), (Ali Imran: 142), (At Taubah: 16), (Al Qashash: 5-6)Lima, Orang bertaqwa akan ditolong Allah, sebagai sebuah sunnatulah. (Al Fath: 23), (Faathir: 43). Syarat-syarat datangnya pertolongan Allah:1. Persatuan. (Al Anfaal: 46)2. Bergantung hanya pada Allah SWT. (At Taubah: 25)3. Mendukung dan taat pada pemimpin selama dalam kebaikan. (Ali Imran: 152)4. Beramal hanya mengharapkan ridha Allah SWT. (Muhammad: 7), (Al Qashash: 83)5. Hendaknya jamaah mu�min mewujudkan tujuan-tujuan umu Islam pada saat kemenangannya. (Al Hajj: 40-41)6. Setiap individu muslim hendaknya saling membahu. (Al Maa�idah: 54)2. Intisari dan Hakikat TaqwaPertama, universalitas Islam.Kedua, taqwa adalah sebuah naluri yang merupakan sumber dari tingkah laku.Ketiga, Sifat-sifat orang bertaqwa di dalam Al Qur�an. (QS. 2: 1-5), (QS.2: 177), (QS. 3: 15-17), (QS.3: 133-136), (QS. Al Anbiyaa�: 48-49), (QS. Adz Dzaariyat: 16-19)a). Definisi Pertama Orang yang bertaqwa. (QS. 2: 1-5) (Iman terhadap alam ghaib, shalat, infak, mengikuti Al Qur�an). Berikut ini sebagian fenomena dari solidaritas tanggung jawab dalam rangka menegakkan kitabullah.1. Solidaritas keluarga. (Thaahaa: 132), (Maryam: 55), (Al Baqarah: 132), (Al Baqarah: 128).2. Solidaritas terhadap kerabat. �Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.� (Asy Syu�araa: 214)3. Solidaritas terhadap negara. �Sebaik-baik jihad adalah menegakkan kalimat hak terhadap penguasa yang zalim.� (HR. Abu Dawud)4. Solidaritas umum yang terjadi di masyarakat. (At Taubah: 71)5. Solidaritas dalam negara. (Ali Imran: 110)b) Definisi Kedua Orang-Orang yang Bertaqwa (Al Baqarah: 177).(1). Memberikan harta yang dicintai kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir dan orang-orang yang meminta dan memerdekakan hamba sahaya. (2). Dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji.Satu, janji kepada Allah yaitu pengakuan untuk menuhankan dan beribadah. (Al A�raaf: 172)Dua, janji komitmen secara teori dan keilmuan terhadap syariat Islam. (Al Maaidah: 7), (Al Baqarah: 285)Tiga, janji menepati kewajiban muamalah sesama manusia.Empat, janji baiat kepada pemimpin yang hak atau khalifah.Lima, menepati janji kepada non muslim, baik harbi maupun dzimmi ataupun muahid. (an Nahl:91)(3). Sabar dalam kefakiran, sabar terhadap penyakit dan musibah, sabar dalam peperangan, sabar dalam Islam dan tetap tegar memegang nilai-nilainya di saat manusia menyimpang darinya, sabar dalam kehilangan harta dan keluarga.c) Definisi Ketiga Orang-Orang yang Bertaqwa (Ali Imran: 15-17)- Ash-shidqu terhadap Allah SWT (Al Ahzab: 23) dan dengan lidah.- Al Qunut. (Ali Imran: 17)- beristighfar pada waktu sahur. (Adz Dzaariyaat: 18)d) Definisi Keempat Orang-Orang yang Bertaqwa. (Ali Imran: 133-136)e) Definisi Kelima dari Orang-Orang yang Bertakwa. (Al Anbiyaa: 48-49)Satu, Takut akan azab Tuhannya. (Al Ahzab: 39), (Al A�raf: 99), (Az Zumar: 23), (Al Hasyr: 21)Dua, Takut akan tibanya hari kiamat. (Ath-Thuur: 16-27)f) Definisi Keenam Orang-Orang yang Bertakwa (Adz Dzaariyaat: 16-19)Satu, memiliki ihsan.Dua, Menyedikitkan waktu tidur malamnya.Tiga, Shalat malam dan istighfar di waktu pagi.Empat, Memberi kepada orang miskin. 3. Jalan untuk Mencapai TaqwaPada hakikatnya, takwa merupakan malakah �sifat yang kokoh� dalam hati. Jika malakah bersemayam dalam hati, jasad akan menempuh jalan dan metode Allah SWT.a) Jalan Pertama.Membaca Kitab disertai tadabbur. (Shaad: 29), (Thahaa: 113), (Al Hajj: 46).(1) Kadar Wirid. Waktu minimal khatam, adalah tiga hari. Batas pertengahan adalah seminggu.(2) Etika Tilawah: Perhatikan tajwid dan bersenandung dengan pilu dan sedih.(3) Majelis untuk Mendengarkan.(4) Wirid hafalanb) Jalan Kedua.Mujahadah meraih petunjuk. (Al Ankabuut: 69), dengan cara:(1) Iman kepada Allah (At-Taghaabun: 11) dengan cara zikir dan pikir (Ali Imran: 190-191) dan amalan zikir pikir yang paling baik adalah membaca Al Qur�an (Yaasiin: 69) dan sebaiknya dibaca pada waktu malam (Al Muzzammil: 6).(2) Menyibukkan jiwa selamanya dengan taklif (tugas-tugas agama). Beruntunglah orang-orang yang beriman (Al Mu�minuun: 1- 9)c) Jalan ketiga.Berpuasa (Al Baqarah: 183-185), yaitu puasa wajib dan puasa sunnah (puasa senin dan kamis, puasa tiga hari dalam setiap bulan, puasa enam hari di bulan syawal, hari arafah, asyura serta sebelum dan setelahnya.d) Jalan Keempat.Ma�rifatullah (Al Baqarah: 21).(1) Mengetahui zat-Nya, sifat-sifat-Nya, dan nama-nama-Nya.(2) Mengenal shamadi-Nya (ketergantungan segala sesuatu pada-Nya) (Faathir: 41)(3) Mengenal Qidam-Nya dan Baqa-Nya. Dia mustawin �bersemayam� di atas arasy-Nya. (As Yuura: 11), (Al Ikhlas: 1-4)(4) Mengenal sifat ilmu-Nya (Al An�am: 80)(5) Mengetahui DiaMaha Memperbuat yang diinginkan (Yaasiin: 82)(6) Mengetahui Dia Maha Mendengar dan Melihat (Luqman: 28)(7) Mengetahui Dia Mutakallim (Maha Berbicara) (An Nisaa: 164)(8) Mengetahui sifatnya adalah qadim azali.(9) Mengetahui bahwa Allah bisa mencintai, bisa marah, dan membenci, bisa memberi karunia, bisa membalas dendam, dan bisa mengasihi, disa memberi sangsi.(10) Mengetahui Allah memiliki asmaul husna. (Al A�raaf: 180)h. Orang-Orang Yang Adil. (Al Maa�idah: 42)Aspek-aspek keadilan yang diperintahkan1) Adil dalam memutuskan perkara, meski terhadap orang kafir. (Al Maa�dah: 42)2) Adil sebagai mediator berdamai. (Al Hujuurat: 9-10)3) Adil kepada orang kafir yang dalam perjanjian damai. (Al Mumtahanah: 8)4) Adil menetapkan hukum. (An Nisaa�: 58)5) Adil dalam bersaksi. (An Nisaa�:135)6) Adil dalam bermuamalah. (AL Baqarah: 282-283)i. Orang-Orang Yang ProfesionalRasulullah SAW bersabda: �Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang profesional.� (HR. Thabrani)j. Orang-Orang Yang Sabar (Ali Imran: 146) dan Tawakal (Ali Imran: 159)3. Mahabbah atau Kecintaan Manusia Terhadap Allah SWT (�Dan Mereka (Kaum itu) Mencintai-Nya.�) Mahabbah (Al Baqarah: 165) adalah:1) Kecenderungan dengan hati yang sangat meluap cintanya.2) Mengutamakan yang dicintai.3) Keserasian dengan yang dicinta.4) Kesesuaian hati dengan Tuhan.5) Menganggap banyak yang sedikit dari-Nya, dan menganggap sedikit yang banyak dari dirinya.Esensi Mahabbah: kamu merelakan seluruh milikmu kepada yang kamu cintai, sehingga tidak ada sesuatu yang tersisa untuk dirimu.Kita mencintai Allah, Rasulullah SAW, para nabi, para sahabat, tabi�in, dst. D. KARAKTER KETIGA DAN KEEMPAT: BERSIKAP LEMAH LEMBUT TERHADAP ORANG-ORANG MUKMIN DAN BERSIKAP KERAS TERHADAP ORANG-ORANG KAFIR1. Karakter Ketiga: Sikap Lemah Lembut terhadap Orang-Orang Mu�min Serta Fenomena-FenomenanyaSikap lemah lembut dan rendah hati terhadap orang-orang beriman merupakan dampak rahmat atau kasih sayang terhadap mereka. (At Taubah: 128), (Asy Syu�araa: 215-21), (Al Hijr: 88)Fenomena kasih sayang terhadap orang-orang mukmin:a. Memaafkan dan memohonkan ampun, serta bermusyawarah dengan mereka. (Ali Imran:159)b. Tawadhu terhadap mereka.c. Menghilangkan hal-hal yang bisa menyakiti mereka.d. Berjumpa dengan mereka dengan senyum berseri dan berbicara dengan perkataan yang baik.e. Meringankan kesulitan, menghilangkan kesusahan, dan menolong orang yang sangat membutuhkan pertolongan.f. Bersikap ramah atau lemah lembut terhadap mereka.g. Senang melakukan yang mereka senangi (berupa kebaikan)h. Menghormati tamu, membei kegembiraan, jangan iri, jangan saling benci dan jangan tanaajusy. i. Menegakkan hak-hak merekaj. Tidak menakut-nakuti (mengintimidasi), tidak mendatangkan bahaya, atau menipu mereka.k. Tidak merasa gembira karena musibah atau penderitaan yang menimpanya, dan tidak membencinya.l. Memperhatikan urusan mereka, serta empati kepada mereka.m. Di medan perang, kita memerangi yang menindas mereka dan memberikan bantuan kepada mereka.n. Mendukung dan bertempur bersama mereka. o. Membantu menghilangkan kezaliman dari mereka, jika mereka dikuasai dalam bentuk apapun. Dan memberi pelayanan kepada orang-orang beriman.2. Karakter Keempat: Sikap Keras Terhadap Orang-Orang Kafir dan Fenomena-FenomenanyaDunia Islam terbagi dua kawasan: kawasan perang (darul harb) dan daerah Islam (darul Islam). a. Di wilayah Perang (At Taubah: 123), (Muhammad: 4), (at Taubah: 29), (Al Anfaal: 39)b. Di Wilayah Daarul IslamUntuk kafir zimmi, mereka harus membayar jizyah dan mereka harus tunduk kepada hukum-hukum kita. Dan untuk kafir harbi yang tidak minta proteksi kita, maka darah dan hartanya halal. Jika ia kafir harbi yang meminta proteksi kita, maka hukumnya sesuai dengan hukum proteksi.Orang-orang murtad yang harus dihukum adalah (1) orang zindiq, (2) peramal, (3) orang kafir, (4) penganut paham libertinisme, (5) munafik, (6) orang yang ingkar sebagian hal-hal yang dogmatis, (7) penyamun, (8) budak nafsu, (9) tukang sihir, (10) orang kafir yang mencela nabi.E. KARAKTER YANG KELIMA: BERJIHAD DI JALAN ALLAH TANPA MERASA GENTAR DARI CELAAN ORANG (�MEREKA BERJIHAD DI JALAN ALLAH TANPA MERASA TAKUT CELAAN ORANG YANG MENCELA�)Kaum komunis, kapitalis, Zionis, Freemansonry, misionaris, orang-orang salib, serta negara-negara besar dan kecil, semuanya membidikkan anak panah kepada jundullah. Akan tetapi jundullah terus berlalu dalam jihad rabbaninya, tidak gentar dengan celaan dan kecaman orang- orang yang mencela. ( Al Maa�idah: 54), (Al Ahzab: 23).Jihad yang murni hanya dapat terwujud dengan ilmu dan amar ma�ruf nahi munkar. (Ali Imran: 110)Lima jenis jihad yang diisyaratkan dalam Al Qur�an atau dalam sunnah (At Taubah: 122)1. Jihad dengan Lidah (Jihad Lisani)Pertama, tabligh dan menegakkan hujjah terhadap orang-orang kafir, munafik dan fasik. (Al Furqaan: 52), (Ali Imran: 187), (An Nahl: 125).Kedua, memberi nasihat dan mengingatkan. (Ad Dzaariyaat: 55), (Qaf: 35)Ketiga, mengumpat dan mencekam dnegan kata-kata yang kasar (bila dengan lemah lembut tak mempan). (Al Anbiyaa�: 67)Catatan untuk jihad lisani.Pertama, mulailah dengan yang terpenting baru yang penting. Akidah sebelum ibadah.Kedua, luruskan niat karena Allah.Ketiga, melakukan studi lapangan tentang penyimpangan.Keempat, Perangkat dan Sarana Jihad Lisani.a. Menerbitkan Buku-Buku Islamib. Majalah, Surat Kabar dan Buletinc. Pidato, Ceramah, Kuliah atau Pengajian Umum di Masjid dan di Rumahd. Da�wah Individual, Kunjungan, Rihlah (Rekreasi), dan Pengajian (Halaqah)2. Jihad Pendidikan dan Pengajaran (Ta�limi) (Al Maa�idah: 78-79), (At Taubah: 122)Akhlak atau etika-etika dasar dalam memberikan pendidikan yang sehat:a. Mengambil Al Qur�an dan sunnah (Ali Imran: 79)b. Memahami ilmu fiqih, ilmu tauhid dan ilmu akhlak.c. Sejarah Islamd. Memperhatikan urusan kaum muslimin.e. Mengetahui konspirasi musuh-musuh Islamf. Mempelajari bahasa Arab dan ilmu-ilmu bahasa Arab.g. Studi-studi keislaman modern.h. Ushul yang tiga, Allah, Rasul dan Islam.Sarana-Sarana Jihad Ta�limia. Kursus-kursus pendidikan yang jangka waktunya disesuaikan dengan orang-orang.b. Pengajian-pengajian ilmiah di rumah maupun di masjid secara rutin.c. Menelaah secara pribadi.d. Belajar bersama antara dua orang.e. Membuka sekolah-sekolah agamaf. Membuat kelas-kelas pengajaran umum di dalam masjid.g. Mengadakan rihlah atau rekreasi, yang menghimpun antara ilmu, dakwah, dan amal.h. Mengadakan acara perkemahan atau camping, yang didalamnya diadakan pemusatan latihan.i. Menciptakan klub-klub pengetahuan keislaman.j. Pendidikan agama di sekolah-sekolah3. Jihad dengan Tangan dan JiwaDua bentuk Jihad tangan:1. Berjihad dengan tangan di muka bumi Islam2. Berjihad dengan tangan di luar bumi Islama. Berjihad dengan Jiwa di Daarul Islam (Secara Internal) (Al Ahzab: 60-62), (At Taubah: 73)Orang-orang munafik, orang-orang yang punya penyakit dalam hati, dan orang-orang yang menyebarkan berita bohong, berada dalam darul Islam. Ancaman pembunuhan tersebut menunjukkan bahwa boleh melakukan jihad terhadap mereka. Rasulullah SAW membolehkan setiap mukmin berjihad melawan mereka dengan tangan mereka. Sebagaimana juga membolehkan pada setiap mukmin memberantas kemungkaran dengan tangan.Para fuqaha Hanafiah mengatakan bahwa setiap orang yang melihat seorang muslim berzina, maka halal baginya untuk membunuhnya.An-Nashihi memfatwakan wajibnya membunuh setiap orang yang menyakiti atau merusak.Menurut Syarah al-Wahbaniyah, bisa juga dengan mengasingkan pelakunya dari kampung itu, atau dengan menyerang rumah atau tempat tinggal para pelaku kekerasan.Ibnu Abidin menjelaskan beberapa hal yang terdapat dalam konteks dalam syarahnya sbb:Orang yang mengambil hak orang lain secara terang-terangan, perampok jalanan, semua perbuatan dosa besar(tukang sihir, pencuri, homoseksual, perampok jalanan, tabarruj (wanita berpakaian seronok)Syaikhul Ibnu Taimiyyah dalam risalah Ahkam as-siyasah membolehkan dibunuhnya orang yang mendatangi para penguasa dengan kerusakan. Pengarang Ihya Ulumuddin (yakni al Ghazali), seorang ulama Syafi�I, ketika berbicara tentang tingkatan ihtisab (tugas pengawasan dan pencegahan kemungkaran), mengatakan sebagai berikut.Tingkatan kelima: mengubah kemungkaran dengan tangan. Etikanya ada dua yaitu, pertama, tidak turun langsung selama ia mampu melimpahkannya kepada petugas dan kedua, membatasi yang perlu.Tingkatan keenam: mengancam dan menggertak.Tingkatan ketujuh: memukul langsung dengan tangan dan kaki, tanpa penghunusan senjata.Tingkatan kedelapan: jika tidak mengalahkan orang itu sendiri, ia membutuhkan bantuan orang-orang yang bersenjata.Imam yang hak adalah imam yang konsisten terhadap hukum-hukum Islam dalam dirinya dan menerapkan kepada umat kitabullah dan sunnah Rasul-Nya.b. Berjihad dengan Tangan dan Jiwa dalam PeperanganJihad ini diterangkan secara rinci dalam buku serial al-Asas fil-Manhaj. Kaidah-kaidahnya sbb:1. Orang-orang muslim bertugas menaklukkan dunia secara keseluruhan terhadap hukum Allah. 2. Sesuatu yang �wajib� tidak sempurna, maka ia juga wajib hukumnya.3. Penaklukan dengan persatuan umat Islam untuk mendirikan kekhalifahan. Caranya, dengan wajib berjihad.4. Wajib mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan bagi gerakan penaklukan dunia. 5. Fardhu �ain berjihad dengan jiwa di setiap wilayah islam yang diserang maupun di wilayah tetangga yang berdekatan.6. Wajib memanfaatkan cakrawala da�wah karena jalan untuk menaklukan dunia pada kekuasaan Allah sangat panjang.4. Jihad PolitikJenis-jenis pemerintahan ada tiga, yaitu sbb:a. Pemerintahan Islam yang AdilKita wajib tunduk dan patuh, setia dan memeliharanya.b. Pemerintahan Islam yang ZalimKewajiban kita terhadapnya adalah menasihati dan meluruskannya.c. Pemerintahan yang KafirDalam pemerintahan ini, kita mempunyai banyak kewajiban. (At Taubah: 73)Beberapa bentuk jihad yang termasuk dalam jenis pemerintahan.a. Jihad Politik dalam Negara Islam yang AdilPemerintahan Islam yang adil adalah pemerintahan yang para pemimpin dan aparatnya adalah orang-orang muslim yang konsisten dengan Islam. Yaitu suatu model pemerintahan yang dimaksud dalam QS. Al Hajj: 41. Dalam pemerintahan ini kita wajib memberi nasihat dan bersahabat, memberi loyalitas dan berkorban (An Nisaa�: 59)b. Jihad Politik dalam Negara Islam yang MenyimpangApabila amir dan pemerintahannya masih tetap mengakui Allah dalam kekuasaan-Nya dan tidak mengakui syariat lain selain syariat-Nya, maka mereka adalah orang yang fasik. Batas yang memisahkan kita dengan mereka adalah shalat. Jika mereka masih konsisten dengan shalat, kita tidak memeranginya.Jika kita tidak mampu memecat dengan cara damai, dan ia melaksanakan shalat, maka sistem jihad poltik kita sbb:1. Kita setia terhadap mereka, dengan cara menasihati mereka. Bila tidak, pasif terhadap mereka dari segi pergaulan dan keakraban.2. Melakukan protes, nasihat dan kritik.3. Mengawasi aparatur negara4. Proaktif dalam jihad lisani dan jihad ta�limi, membentuk opini umum syariat Islam.5. Pengaturan gerakan jihad tangan untuk mencegah kemungkaran, tanpa harus berkonfrontasi dengan pemerintah. 6. Menanjak sedikit demi sedikit ke arah Islam, sampai membawa pemerintahan mereka kembali kepada keadilan yang sempurna.c. Jihad Politik dalam Negara KuffarSaat muslim tinggal dalam darul Islam yang diperintah orang-orang kafir, maka muslim wajib berperang untuk mencopot rezim kafir. Bila tidak mampu, muslim harus mempersiapkan jalan-jalan untuk bisa lepas.Aspek-aspek ijtihad yang keliru:1. Pendapat bahwa wajib mendirikan lembaga-lembaga sosial namun melarang anggotanya terlibat dalam aktiitas keislaman, seperti aktivitas politik. Bantahan: (Al Hujuurat: 10), (Al Maaidah: 2)2. Perkumpulan yang anggotanya terisolasi dari kaum muslimin.Bantahan: Hal ini dapat memecah belah sehingga terjadilah sepuluh ulama, sepuluh tubuh.3. Tidak turut campur urusan politik. Bantahan: Bila kita bermukim di sebuah negara yang belum berdiri pemerintahan Islam maka diwajibkan atas setiap muslim secara fardhu �ain untuk berusaha menegakkannya dan perlunya partai politik Islam yang berdasarkan akidah Islamiyah.4. Kaum muslimin harus mempunyai blok-blok atau kubu-kubu politik yang memiliki pemikiran yang jelas.Bantahan:a. Hukum-hukum Islam sebagian jelas dan sebagian tidak bisa dicapai kecuali dengan ijtihad. Ijtihad hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki kriteria.b. Dalam masalah khilafiyah, seseorang tidak boleh memaksakan pada umat secara keseluruhan untuk mengambil salah satu pendapat, kecuali khalifah.c. Bukan hak seseorang atau kelompok untuk mengadopsi suatu pendapat karena dapat menimbulkan perpecahan umat.5. Sudut pandang yang mengakui adanya multifraksi Islam.Bantahan: a. (An Nisaa�: 103)b. Pengelompokan dapat menimbulkan ketidaksempurnaan dari berbagai aspek dan harus ada kepemimpinan yang satu.6. Sudut pandang bahwa kita kini ada dalam era Makkiyah, sehingga tanpa fase jihad dan pergolakan. Bantahan:Era Makkiyah adalah fase yang paling keras dan pergolakan. Dan Islam kini telah lengkap dan sempurna sehingga wajib melaksanakan Islam secara utuh.7. a. Sudut pandang negatif bahwa kaum muslimin sedang krisis kepemimpinan sehingga kita tidak usah bekerja dan berusaha.Bantahan: �Jika mereka bertiga, maka hendaklah salah seorang dari mereka diangkat menjadi pemimpin. � (HR. Abu Dawud). Jadi kepemimpinan akan selalu ada.b. Islam telah terpuruk jadi kita kini cukup beribadah dan akidah saja.Bantahan: Islam adalah akidah, ibadah dan metode hidup. Dan hadits dari Rasulullah SAW akan datangnya kekhalifahan kembali. Maka setiap generasi muslim wajib berjihad sampai Islam tegak. c. Sudut pandang frustasi dan putus asa, mereka menyerah dan melupakan firman Allah (Ar Ra�d: 11), (Muhammad: 4), (Muhammad:31), (Ail Imran: 160), (Ali Imran: 140)Bukanlah pengabdian pada tanah air semata yang menjadi tujuan, melainkan pengabdian pada Islam dalam tanah air adalah yang menjadi tujuan. Seseorang yang mengabdi pada Islam, ia juga telah mengabdi pada negara dan tanah air.Kita tidak boleh menutupi keislaman kita, di saat kita mampu menampakkannya. 5. Jihad HartaJihad Ta�limi, jihad lisani, jihad dengan tangan, jihad politik, semuanya membutuhkan jihad harta. (At Taubah: 111)Kesanggupan orang-orang muslim itu bertingkat-tingkat. Di antara mereka ada yang hanya sanggup berjihad dengan hartanya, ada yang mampu berjihad dengan jiwanya, ada yang sanggup dengan ilmunya, ada yang sanggup hanya dengan lidahnya, ada yang sanggup berjihad secara politik dan ada yang sanggup melakukan semua jihad.SARAN-SARAN1. Agar umat Islam mempelajari buku ini dengan pelajaran yang berkesinambungan dalam suatu kursus pelatihan dalam jangka waktu tertentu. Ilmu, realisasi dan amal.2. Setiap kelompok dari kalangan kaum muslimin mengadakan muktamar secara rutin dan disepakati program gerakan jihad dalam jangka waktu. Gerakan jihad lisani, ta�limi, jihad dengan tangan, jihad politik dan jihad harta. Kelima sifat jundullah ini akan memegang solusi problematika umat Islam secara keseluruhan. Di antaranya problema berdirinya negara Yahudi di Palestina. Janji Allah tercantum di QS. Al Israa�: 4-8, dan ini menjadi bagian dari tugas yang harus dikerjakan oleh hizbullah. []Dirangkum dari Kitab "Jundullah Tsaqafatan wa Akhlaqan" Penulis: Said HawwaPerangkum: Anugerah Wulandari Penerjemah: - Muhammad Masnur Hamzah, Lc- Abdul Hayyie Al Kattani- Noorchalis Hamzain- Ahmad Rowie Baihaqi- Rukman R.Said

(Sumber : Hudzaifah.org )

Senin, April 28, 2008

Detik-detik Terakhir Kehidupan Insan Mulia

Daripada Ibnu Mas’ud ra bahawasanya ia berkata: Ketika ajal Rasulullah SAW sudah dekat, baginda mengumpul kami di rumah Siti Aisyah ra.

Kemudian baginda memandang kami sambil berlinangan air matanya, lalu bersabda:“Marhaban bikum, semoga Allah memanjangkan umur kamu semua, semoga Allah menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada kamu. Aku berwasiat kepada kamu, agar bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya aku adalah sebagai pemberi peringatan untuk kamu. Janganlah kamu berlaku sombong terhadap Allah.”
Allah berfirman: “Kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat. Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan membuat kerosakan di muka bumi. Dan kesudahan syurga itu bagi orang-orang yang bertakwa.”
Kemudian kami bertanya: “Bilakah ajal baginda ya Rasulullah? Baginda menjawab: Ajalku telah hampir, dan akan pindah ke hadhrat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyila’ la.”
Kami bertanya lagi: “Siapakah yang akan memandikan baginda ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: Salah seorang ahli bait. Kami bertanya: Bagaimana nanti kami mengafani baginda ya Rasulullah?
Baginda menjawab: “Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah.”
Kami bertanya: “Siapakah yang mensolatkan baginda di antara kami?” Kami menangis dan Rasulullah SAW pun turut menangis.
Kemudian baginda bersabda: “Tenanglah, semoga Allah mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku, kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang pertama-tama mensolatkan aku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta bala tenteranya. Kemudian masuklah anda dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mula solat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu semua.”
Semakin Tenat
Semenjak hari itulah Rasulullah SAW bertambah sakitnya, yang ditanggungnya selama 18 hari, setiap hari ramai yang mengunjungi baginda, sampailah datangnya hari Isnin, di saat baginda menghembus nafas yang terakhir.
Sehari menjelang baginda wafat iaitu pada hari Ahad, penyakit baginda semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah Bilal bin Rabah selesai mengumandangkan azannya, ia berdiri di depan pintu rumah Rasulullah, kemudian memberi salam: “Assalamualaikum ya Rasulullah?” Kemudian ia berkata lagi “Assolah yarhamukallah.”
Fatimah menjawab: “Rasulullah dalam keadaan sakit?” Maka kembalilah Bilal ke dalam masjid, ketika bumi terang disinari matahari siang, maka Bilal datang lagi ke tempat Rasulullah, lalu ia berkata seperti perkataan yang tadi. Kemudian Rasulullah memanggilnya dan menyuruh ia masuk.
Setelah Bilal bin Rabah masuk, Rasulullah SAW bersabda: “Saya sekarang dalam keadaan sakit, Wahai Bilal, kamu perintahkan sahaja agar Abu Bakar menjadi imam dalam solat.”
Maka keluarlah Bilal sambil meletakkan tangan di atas kepalanya sambil berkata: “Aduhai, alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku?” Kemudian ia memasuki masjid dan berkata kepada Abu Bakar agar beliau menjadi imam dalam solat tersebut.
Ketika Abu Bakar ra melihat ke tempat Rasulullah yang kosong, sebagai seorang lelaki yang lemah lembut, ia tidak dapat menahan perasaannya lagi, lalu ia menjerit dan akhirnya ia pengsan. Orang-orang yang berada di dalam masjid menjadi bising sehingga terdengar oleh Rasulullah SAW. Baginda bertanya: “Wahai Fatimah, suara apakah yang bising itu? Siti Fatimah menjawab: Orang-orang menjadi bising dan bingung kerana Rasulullah SAW tidak ada bersama mereka.”
Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan Abbas ra, sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka baginda berjalan menuju ke masjid. Baginda solat dua rakaat, setelah itu baginda melihat kepada orang ramai dan bersabda: “Ya ma’aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah, sesungguhnya Dia adalah penggantiku atas kamu semua setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT, kerana aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini.”
Malaikat Maut Datang Bertamu
Pada hari esoknya, iaitu pada hari Isnin, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya ia turun menemui Rasulullah SAW dengan berpakaian sebaik-baiknya. Dan Allah menyuruh kepada Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah SAW dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka ia dibolehkan masuk, namun jika Rasulullah SAW tidak mengizinkannya, ia tidak boleh masuk, dan hendaklah ia kembali sahaja.
Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SWT. Ia menyamar sebagai seorang biasa. Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah SAW, Malaikat Maut itupun berkata: “Assalamualaikum Wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!” Fatimah pun keluar menemuinya dan berkata kepada tamunya itu: “Wahai Abdullah (Hamba Allah), Rasulullah sekarang dalam keadaan sakit.”
Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi: “Assalamualaikum. Bolehkah saya masuk?” Akhirnya Rasulullah SAW mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu baginda bertanya kepada puterinya Fatimah: “Siapakah yang ada di muka pintu itu? Fatimah menjawab: “Seorang lelaki memanggil baginda, saya katakan kepadanya bahawa baginda dalam keadaan sakit. Kemudian ia memanggil sekali lagi dengan suara yang menggetarkan sukma.”
Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kamu siapakah dia?” Fatimah menjawab: “Tidak wahai baginda.” Lalu Rasulullah SAW menjelaskan: “Wahai Fatimah, ia adalah pengusir kelazatan, pemutus keinginan, pemisah jemaah dan yang meramaikan kubur.”
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Masuklah, Wahai Malaikat Maut. Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan ‘Assalamualaika ya Rasulullah.” Rasulullah SAW pun menjawab: Waalaikassalam Ya Malaikat Maut. Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?”
Malaikat Maut menjawab: “Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan izinkan akan saya lakukan, kalau tidak, saya akan pulang.
Rasulullah SAW bertanya: “Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibril? “Saya tinggal ia di langit dunia?” Jawab Malaikat Maut.
Baru sahaja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril as datang kemudian duduk di samping Rasulullah SAW. Maka bersabdalah Rasulullah SAW: “Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahawa ajalku telah dekat? Jibril menjawab: Ya, Wahai kekasih Allah.”

Ketika Sakaratul Maut

Seterusnya Rasulullah SAW bersabda: “Beritahu kepadaku Wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisinya? Jibril pun menjawab; “Bahawasanya pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk menyambut rohmu.”

Kamis, April 10, 2008

Syeikh Ahmad Yasin : Menggerakan Dunia dari Kursi Roda

fotoDia adalah seorang mukmin yang merdeka meski seluruh hidupnya dibelenggu dengan terali besi. Itulah gambaran indah yang mencerminkan kehidupan Syaikhul Mujahidin, Guru para Mujahid dan perlawanan ini. Meskipun sebenarnya gambaran tersebut kalah indah dengan kalbunya yang menghembuskan kehidupan serta tekadnya yang tidak pernah lumpuh dan tidak terbelenggu oleh ikatan penjara. Beliau adalah cakrawala yang luas serta pikiran yang hidup yang tidak mengenal batas. Demikianlah kehidupannya di penjara dan begitulah kisahnya saat berada di medan dakwah dan perlawanan, seperti yang dituturkan oleh orang-orang yang mendampinginya, mengenai sosok yang tidak mampu bergerak, namun bisa menggerakkan dunia.

Tidak salah bila kemudian Dr. Kamal al Mishri, seorang kolomnis asal Mesir di situs islamonline menulis tentang sosok manusia istemewa ini dalam sebuah artikelnya dengan judul “Al Syaikh Yaseen .. Al ‘Aqid Alladzi Aqama al ‘Alam” (Syaikh Yasin .. Orang Lumpuh yang Membangunkan Dunia). Kata Kamal al Mishri, ketika Anda melihat (realita fisiknya) kemudian Anda mendengar capaian-capaian yang dihasilkan, Anda akan memahami betul firman Allah swt di dalam hadist qudsi, “Maka jika Aku mencintainya, Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, Aku adalah penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, Aku adalah tangannnya yang dia gunakan untuk memukul, dan Aku adalah kakinya yang dia gunakan untuk berjalan.” (HR. Bukhari).

Kalbu yang senantiasa menghembuskan nafas kehidupan bagi umat dan bangsanya serta tekad yang tak pernah kenal lumpuh dan belenggu ini telah menjadikan kata-katanya penuh hikmah bagi siapa saja yang mendengarnya, sekaligus menjadi rudal yang menggetarkan bagi musuh-musuhnya.

Dia bukanlah seorang presiden ataupun seorang raja. Dia hanyalah seorang lelaki lumpuh yang membangun ide perlawanan hingga menjadi sosok yang tidak disebut kecuali dengannya. Sampai hari ini, setiap orang baik lawan maupun kawan tetap menaruh hormat kepadanya. Namanya senantiasa disebut di seluruh dunia. Dialah Amir Mujahidin Palestina, mujahid Ahmad Yasin, gugur perlawanan yang gugur oleh tangan-tangan biadab Zionis Israel dalam serangan rudal dari pesawat heli tempur Apache buatan Amerika, selepas shalat subuh di masjid kota Gaza, Senin 22 maret 2004 lalu.

”Wahai anak-anakku, telah tiba saatnya kalian kembali kepada Allah swt., meninggalkan berbagai sorak kehidupan dan menyingkirkannya ke tepi jalan. Telah tiba saatnya kalian bangun dan melakukan salat subuh berjamaah, saatnya kalian menghiasi diri dengan akhlak mulia, mengamalkan kandungan al Qur’an, serta meneladani Muhammad saw.

Aku mengajak kalian wahai anak-anakku untuk shalat tepat waktu. Lebih dari itu, aku mengajak kalian, wahai anak-anakku, untuk mendekat kepada Nabi kalian yang agung.

Wahai para pemuda, aku ingin kalian mengenal dan menyadari makna tanggung jawab, tegar menghadapi kesulitan hidup, meninggalkan keluh kesah, menghadap kepada Allah swt., banyak meminta ampunan kepada-Nya agar Dia memberi rezeki kepada kalian, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. Aku ingin kalian tidak terlena oleh saluran-saluran lagu audio visual, melupakan kata-kata yag mengobral cinta, serta menggantinya dengan kata amal, kerja, dan zikir kepada Allah. Wahai anak-anakku, kuharap kalian tidak sibuk dengan musik dan terjerumus ke dalam arus syahwat.

Wahai putriku, aku ingin kalian berjanji kepada Allah mempergunakan hijab secara benar. Aku meminta kalian berjanji kepada Allah peduli dengan agama dan Nabi kalian yang mulia. Jadikanlah ibunda kalian, Khadijah dan Aisyah, sebagai teladan. Jadikan mereka sebagai pelita hidup kalian. Haram hukumnya bagi kalian membuat usaha para pemuda untuk menjaga mata mereka menjadi kendur dan surut.

Kepada semuanya, aku ingin kalian bersiap-siap menghadapi segala sesuatu yang akan datang. Bersiaplah dengan agama dan ilmu pengetahuan. Bersiaplah untuk belajar dan mencari hikmah. Belajarlah bagaimana hidup dalam kegelapan yang pekat. Latihlah diri kalian agar dalam beberapa saat hidup tanpa listrik dan perangkat elektronik. Latihlah diri kalian agar dalam sementara waktu merasakan kehidupan yang keras. Biasakan diri kalian agar dapat melindungi diri dan membuat perencanaan untuk masa depan. Berpeganglah kepada agama kalian. Carilah sebab-sebabnya dan tawakallah kepada Allah.”

Itulah sepenggal pesan yang disampaikan pendiri dan tokoh spiritual Gerakan Perlawanan Islam Hamas ini, kepada anak-anak muda Palestina. Melalui kata-kata yang jelas dan tulus bersumber dari kalbu tanpa dibuat-buat, dengan spontanitas yang jujur serta kejelasan yang menerangkan jalan dan memimpin perjalanan, melalui berbagai makna kasih sayang yang dapat mengarahkan para pemuda dan menuntun mereka, beliau berbicara seraya membaca kondisi jiwa mereka. Beliau berbicara kepada mereka lewat realitas kondisi yang ada sehingga mampu membangun sebuah perjuangan yang membutuhkan keimanan dan kesiapan semaksimal mungkin. Lalu sisanya diserahkan kepada Allah swt.

Syaikh Ahmad Yasin adalah sosok manusia intimewa dan unik pada zamannya, tokoh besar dan bintang bagi orang-orang sejenisnya, menjadi cahaya bagi rekan-rekannya, sosok menakjubkan bagi mereka yang hidup di masanya, perhiasan bagi tokoh setarafnya, pahlawan di era kekalahan, pemberani di tengah iklim ketakutan, pemimpin di samudera kelemahan, raksasa di tengah kehinaan, kemuliaan di medan kerendahan. Sosok yang menjadi harapan di tengah segala kebuntuan, sosok ketegaran dalam menghadapi kekalahan dan keruntuhan. Dia adalah pribadi yang memiliki hikmah di tengah kerancuan, ketergelinciran akal, kebutaan mata hati dan keimanan di tengah-tengah suasana keterkoyakan dan hilangnya identitas. Dia adalah sosok yang meneguhkan keyakinan pada pertolongan Allah dan janji-Nya terhadap kaum mukmin di tengah kegelapan, kesesatan, kebencian para musuh, dan kecemasan jiwa.

Seperti diungkapkan Prof. Dr. Taufiq Yusuf al Wa’i, dalam karyanya ”Qaadat al-Jihaad al-Filistiini fii al-Ashr al-Hadiits: Kifaah, Tadhiyyah, Butuulaat, Syahaadaat”, semua gambaran di atas terdapat pada sosok lumpuh yang tak mampu berdiri ini; sosok yang kedua tangannya pun lumpuh tidak mampu membawa sesuatu; sosok yang kurus dan lemah; tubuh yang terserang oleh berbagai penyakit; penglihatan yang telah kabur kecuali hanya seberkas sinar dari satu mata; serta penderitaan dan sakit yang tak kunjung reda. Bukankah ini sesuatu yang menakjubkan? Bukankah ia merupakan tanda kebesaran Tuhan dan wujud anugerah-Nya? Sosok tersebut hidup untuk misi dan untuk umatnya. Ia menghabiskan usianya dalam dakwah. Ia adalah jihad yang terus berjalan, teladan yang terus bergerak, panutan yang memancarkan cahaya dan keimanan, serta pemahaman dan pengetahuan di tengah jarangnya orang yang tulus, di tengah sedikitnya keikhlasan, serta di tengah lenyapnya suara kebenaran dan ketegasan. Syaikh Yasin datang sebagai pemimpin bagi para mujAhed, tokoh bagi para dai, guru yang bijak dan teladan yang agung bagi para pendidik. Tubuhnya yang kurus, kelumpuhannya, dan penyakit yang kronis membuatnya tidak mampu berjuang dengan senjata. Karena itu, beliau berjuang dengan senjata hikmah, dengan pedang pembinaan dan penataan, dengan meriam keimanan, serta dengan bom kesabaran, keteguhan, dan ketegaran.

Pesan-pesan Syaikh Yasin tidak saja diarahkan kepada para pemuda, namun juga kepada para pemimpin. Sebelum syahid menjemputnya pada 22 maret 2004, Syaikh Ahmad Yasin telah menyiapkan surat yang ditujukan kepada pemimpin Arab yang akan mengadakan KTT Arab di Tunisia pada 28 Maret 2004. Di antara isi surat tersebut adalah sebagai berikut:

Tidak diragukan bahwa apabila bangsa Arab mulia, Islam juga menjadi mulia. Pernyataan ini hanya ingin menunjukkan besarnya amanat yang kalian emban—semoga Allah memberikan taufik kepada kalian untuk berbuat demi kebaikan umat—sebagai pihak yang Allah percaya untuk memimpin masa kini dan masa depan umat. Rasulullah saw. Bersabda, “Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin perihal kepercayaan yang Dia berikan, apakah ia menjaganya atau mengabaikannya.” Karena itu, takutlah kepada Allah dalam memperlakukan umat Islam yang telah dibidik oleh para musuh Allah dari busur yang sama.

Pada saat ini di hadapan Anda terdapat banyak tantangan besar. Rakyat Anda sedang menantikan berbagai keputusan yang Anda tandatangani. Semuanya merupakan harapan agar konferensi tingkat tinggi ini sepadan dengan tantangan yang sedang kita hadapi. Kita semua tentu mengetahui bahwa tantangan terbesar itu adalah persoalan sentral bangsa Arab dan umat Islam. Yaitu persoalan Palestina. Saya sangat berharap konferensi tingkat tinggi ini akan menghasilkan sesuatu yang mengangkat harkat bangsa Palestina yang tetap ingin meneruskan perjalanan jihad mereka sampai Allah mewujudkan kemenangan seperti yang kita inginkan, yang dengan itu Allah mengangkat kemuliaan umat ini.

Saya menyerukan kepada Anda semua agar konferensi ini memerhatikan berbagai persoalan berikut yang bisa membantu penyelesaian masalah Palestina.

Pertama, tanah Palestina adalah tanah milik bangsa Arab dan umat Islam yang telah dirampas oleh kekuatan senjata bangsa Yahudi Zionis. Ia hanya bisa kembali dengan kekuatan senjata. Ia merupakan tanah wakaf Islam yang tidak boleh dilepaskan walaupun hanya satu jengkal, meskipun pada saat ini kita tidak memiliki kekuatan senjata untuk membebaskannya.

Kedua, jihad Palestina merupakan hak legal rakyat Palestina. Ia merupakan fardu ain bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. Karena itu, penyebutan jihad sebagai tindakan terorisme oleh para musuh Allah adalah kezaliman besar yang ditolak oleh bangsa Palestina. Ia juga ditolak oleh bangsa-bangsa Arab dan Islam. Kami berharap konferensi tingkat tinggi ini bisa menegaskan sikapnya secara sangat jelas guna mendukung perjuangan bangsa kami.

Ketiga, bangsa kami yang dengan berani memasuki kancah perang yang memang wajib atas mereka, layak mendapatkan berbagai bentuk sokongan dan bantuan dari seluruh pemimpin umat. Mereka membutuhkan bantuan ekonomi guna mendukung ketegaran mereka. Pasalnya, bangsa zionis yang jahat itu telah menghancurkan segala fasilitas kehidupan yang dimiliki oleh penduduk setempat dan merampas harta mereka. Bangsa Palestina juga membutuhkan bantuan militer, keamanan, informasi, moral, diplomasi, dan berbagai bentuk bantuan lainnya yang bisa menolong mereka dalam melanjutkan jihadnya. Mereka berharap konferensi tingkat tinggi ini bisa mewujudkan semua itu dengan ijin Allah.

Keempat, kami menyerukan kepada kalian untuk menghentikan segala bentuk tekanan yang datang dari musuh, menutup kedutaan mereka, konsulat mereka, dan kantor-kantor dagang mereka, serta memutuskan hubungan dan kerja sama dengan mereka.

Kelima, umat Islam mempunyai berbagai peluang, potensi, dan kekuatan yang membuatnya mampu menyelesaikan berbagai persoalan internalnya dan membalas tindakan brutal para musuh. Saya berpendapat bahwa telah tiba saatnya bagi umat ini untuk melaksanakan firman Allah swt.,

“Berpeganglah kalian semua kepada tali Allah dan jangan berpecah belah.”

“Orang-orang kafir, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Kalau kalian tidak mau berjuang bersama akan terjadi fitnah dan kerusakan besar di muka bumi.”

Keenam, Masjid al-Aqsa tengah memanggil Anda. Bangsa zionis telah menyiapkan seperangkat alat untuk menghancurkan tiang-tiang dan bangunannya. Lalu siapa lagi setelah Allah yang akan memerhatikannya kalau bukan kalian.

Ketujuh, kami mengajak kalian untuk mempersembahkan segala bentuk dukungan bagi saudara-saudara kita di Irak agar mereka terlepas dari pendudukan Amerika. Sebab, membela Irak dan rakyatnya merupakan bagian dari pembelaan terhadap negara dan bangsa Palestina.

Saudara-saudara yang terhormat

Itulah yang ingin saya pesankan, sebab Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita bahwa agama adalah nasihat. Saya memohon kepada Allah semoga Dia memberikan kata sepakat kepada kalian semua untuk membela agama-Nya serta menyatukan barisan kalian di atas sesuatu yang menjadi kebaikan dan kemuliaan umat.

Dari saudaramu,

Ahmad Yasin.

Pendiri Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS)

Gaza – Palestina.


Syaikh Ahmad Yasin mampu mengatasi keterbasan fisiknya dan melanjutkan perjalanannya dengan tekad kuat yang tidak mampu dilakukan oleh orang sehat sekalipun karena perjalanan jihadnya penuh dengan sikap tegar, heroik, dan teguh di atas prinsip. Berikut kami sadurkan gambaran sosok mujAhed dan dai yang tumbuh dari kondisi yang penuh keterbatasi fisik ini.


Tokoh Semasa di Negeri Terjajah

Masa kecil Ahmad Yasin dihiasi dengan berbagai peristiwa dan kejadian. Dengan berbekal kesabaran dan keimanan, ia mampu melewati berbagai tantangan yang ia hadapi, hingga menjadi pemimpin para mujahid sampai kemudian Allah mewujudkan impiannnya gugur sebagai syahid di tangan kotor zionis Israel. Lalu, bagaimana situasi dan kondisi yang menyertai pertumbuhan Syaikh Ahmad Yasin? Bagaimana ia menjalani awal-awal kehidupannya? Bagaimana ia mampu mengalahkan keterbatasan fisiknya? Semua jawaban pertanyaan ini dipaparkan dalam buku ”Ahmad Yasin: al Dzahirah al Mu’jizah wa Usthurah al Tahaddi” (Ahmad Yasin: Fenomena Mena’jubkan dan Legenda Perlawanan) karya Ahmad Abu Yusuf.

Ahmad Yasin lahir pada tahun 1936 M di desa Jurah. Sebuah desa yang sangat mempersona dan indah, desa yang makmur dan kaya. Teletak di pinggiran kota Majdal sebelah selatan kota Gaza. Tepatnya di bekas reruntuhan kota bersejarah Asqelan yang teletak dekat pantai Laut Tengah, di mana perang salib terjadi. Desa tersebut dikelilingi oleh perkebunan jeruk, tin, zaitun, anggur, dan berbagai tanaman hijau lainnya. Penduduknya bekerja sebagai petani dan nelayan. Mereka memiliki ratusan sampan kecil untuk mengarungi lautan dari pantai Rafah ke Thanturah. Di sana terdapat lembah semut seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menegaskan bahwa lembah semut itu terdapat di negeri Syam.

Ahmad Yasin kecil biasa dipanggil dengan (kuniyah) Abu Sa’dah, dinisbatkan kepada ibundanya Sa’dah Abdullah al Hubail, untuk membedakan sebutan karena banyaknya nama Ahmad dalam keluarga Yasin. Sa’dah adalah sosok hajjah yang mulia, sabar, dan penuh keyakinan, termasuk wanita terhormat di desa tersebut. Ayah Ahmad Yasin bernama Ismail Yasin, orang terkemuka di desanya. Keluarganya termasuk keluarga yang berkecukupan. Ismail meninggal dunia ketika Ahmad masih sangat kecil, belum lewat usia 3 tahun, meninggalkan keluarga yang terdiri atas sebelas orang. Ahmad Yasin adalah anak ketiga di antara 4 anak laki-laki keluarga Ismail. Mereka tinggal bersama di desa Jurah sampai datang tahun “Prahara” 1948 ketika desa tersebut dihujani bom dari arah udara dan laut. Puluhan penduduk setempat dan penduduk desa tetangga yang mengungsi ke tempat tersebut meninggal dunia.

Ahmad yang saat itu berusia sebelas atau dua belas tahun pindah bersama keluarganya ke Jalur Gaza, tepatnya di kamp pengungsi al Shati’ dekat pantai kota Gaza. Selama kurang lebih seperempat abad Ahmad tumbuh dan belajar di kamp tersebut hingga menikah dan dikaruniahi putra dan putri. Pada masa yang penuh dengan rasa frustasi dan keputusasaan ini, cahaya dakwah gerakan Islam mulai tampak. Para dai mereka membangkitkan semangat perlawanan, keteguhan, dan harapan. Pengiriman delegasi mereka dari Mesir ke daerah Gaza tidak pernah berhenti. Dari Mesir berdatangan para guru, prajurit, cendekiawan, dan ulama seperti Syaikh Mahmud Ied dan Syaikh Muhammad Gazali. Sebelum mereka, Syaikh Hasan al-Banna sudah lebih dulu mendatangi kota Gaza. Kunjungannya merupakan awal mula keberkahan dan kebaikan bagi daerah tersebut dan penduduknya.

Ketika rumah di kamp pengungsi terasa sempit untuk menampung anggota keluarganya, juga karena banyaknya tamu dan pengunjung yang datang ke rumahnya, Syaikh Ahmad Yasin memboyong keluarganya ke lorong sebelah selatan kota Gaza, tepatnya di desa Jurah al Syams. Para relawan membangunkan rumah sederhana untuknya. Disinilah Syaikh menerima para tamu dan rekan-rekan seperjuangannya. Dia hidup dengan perabotan sederhana, jauh dari kemewahan dunia, mencukupkan diri dengan uang pension sebagai guru yang tidak seberapa besar.

Sebelum tahun “Prahara” 1948, Ahmad Yasin adalah murid kelas tiga sekolah dasar. Ketika mengungsi ke Gaza, Ahmad Yasin melanjutkan sekolah di madrasah ”Imam Syafi’i”, sekolah utama yang ada kala itu di Gaza. Sekolah ini membuka sekolah pagi (untuk siswa asli Gaza) dan sekolah sore (untuk siswa pengungsi). Ahmad Yasin menyelesaikan sekolah dasar di madrasah Imam Syafi’i tahun 1952. Kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama di al Rimal, khusus untuk pengungsi, dan selesai tahun 1955. Adalah sebuah keajaiban yang menjadi kehendak Allah, bila Ahmad Yasin menjadi guru di sekolah tersebut di kemudian hari (mengingat cacat fifik yang dialaminya). Kemudian Ahmad Yasin melanjutkan di Sekolah Menegah Atas Palestina dan selesai pada tahun 1958. Karena sejumlah asalah akhirnya Ahmad Yasin tidak bisa melanjutkan studinya ke jenang yang lebih tinggi. Di antara sebab itu adalah: 1- Bahwa cita-cita sebagian besar keluarga Palestina di Jalur Gaza kala itu adalah menuntaskan anak-anaknya sekolah hingga tamat sekolah menengah atas untuk kemudian bekerja sebagai guru atau pegawai guna membantu ekonomi keluarga. 2- Bahwa pendidikan kala itu hampir-hampir hanya terbatas di kalangan keluarga yang berkecukupan ekonominya, di samping mereka yang dibiaya dan dikirim oleh Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA (United Nation Agency for Relief and Work of Palestinian Refugees) untuk melanjutkan studinya dengan pesyaratan. 3- Adalah masalah kondisi kesehatan yang buruk dan tidak wajar yang dialami Ahmad Yasin. Sedangkan Ahmad Yasin tidak termasuk yang disebutkan diatas. Dia bukan dari keluarga berduit dan tidak termasuk yang dikirim Agency. Untuk itu dia lebih memilih untuk bekerja.

Sampai di sini riwayat pendidikan Ahmad Yasin, meskipun dia sendiri pernah mencoba untuk melanjutkan studi di Universitas Kairo, Mesir, dan diterima. Namun dia tidak bisa melanjutkan studinya.

Namun demikian Ahmad Yasin membekali dirinya dengan pendidikan tinggi secara autodidak. Sungguh menakjubkan, Ahmad Yasin terbukti menguasai segala bidang keilmuan mulai dari agama, bahasa, sastra, politik, sosial sampai masalah ekonomi. Dengan wawasan yang luas inilah kemudian Ahmad Yasin menjadi sumber rujukan di Jalur Gaza dan semua orang, dari berbagai lapisan, terkesan oleh ceramah-ceramah yang disampaikan. Semua orang mendengar apa yang dikatakan dan menaruh hormat. Sejatinya, semua itu bukan hanya karena wawasan dan keilmuan yang dimilikinya saja. Sebenarnya banyak kaum intelek Palestina kala itu, namun – allahu a’lam – mungkin itu semua karena sikap wara’, ikhlas, tawadhu’, energik – meski fisiknya cacat –, kecerdasan, visi yang benar, kelapangan dada dan semangat memperjuangkan agama dan tanah air, serta totalitas kerjanya diperuntuhkan hanya pada Allah.


Kecelakaan Itu

Pada awal-awal tahun 50-an – khususnya di Jalur Gaza – para pemuda Palestina mulai terbuka matanya kepada gerakan islam. Itu karena keterbukaan Mesir pada masa itu dan kontak mereka dengan para dai melalui mahasiswa-mahasiswa yang pulang ke Gaza atau melalui kunjungan para dai, ulma dan tokoh pergerakan islam dari Mesir seperti yang kami sebutkan di atas. Gerakan Islam tidak hanya menyajikan materi keislaman semata. Namun dia ibarat pendidikan yang menyeluruh. Mulai dari keilmuan hingga olah raga. Tidak jarang kegiatan oleh raga dikaitan dengan kegiatan keilmuan dan pendidikan (tarbiyah). Ahmad Yasin termasuk salah satu dari anak kandung gerakan islam ini, tepatnya gerakan al Ikhwan al Muslimun dari Mesir, semenjak dia pindah ke Gaza.

Di dekat kamp pengungsi al Shati’, pantai adalah tempat bermain yang sangat penting dan strategis. Di sana banyak dilakukan aktivitas mulai dari keilmuan yang disusul dengan kegiatan olah raga. Di antara olah raga yang dilakukan adalah melompat dari ketinggian ke pasir laut (yang indah), atau seorang naik di atas pundak yang lain saling berpegangan tangan kemudian melompat ke laut, atau bermain bola dan berbagai permainan berat lainnya. Dalam salah satu permainan di pantai pada musim panas tahun 1952 Ahmad Yasin jatuh terjungkal kepalanya, seperti diceritakan Ahmad Yasin kepada keluarganya kala itu. Namun seperti diceritakan Dr. Abdul Aziz Rantisi, “Beliau mengalami musibah patah tulang leher saat bermain gulat dengan salah satu teman beliau, asy Syahid Abdullah Shiyam (Komandan Perang “Khalda” Beirut tahun 1982 yang gugur dalam perang tersebut). Namun beliau menyembunyikan sebab-sebab terjadinya kecelakaan tersebut kepada keluarga beliau agar tidak timbul masalah antara keluarga beliau dan keluarga Shiyam. Ketika itu, beliau hanya berkata bahwa kecelakaan itu terjadi karena ia melompat di udara dan kemudian terjatuh dengan kepala terlebih dahulu. Baru pada tahun 1990 beliau bercerita yang sebenarnya kepadaku saat bersama dalam satu pernjara.”

Penyair Palestina, Muhammad Abu Diyah, yang pernah menjadi sahabat Ahmad Yasin sejak kecil menuturkan, “Kami lantas membawanya ke kamp pengungsi. Kami menduga dengan beberapa pengobatan saja – diurut dengan air dan minyak sebagaimana cara pengobatan orang-orang desa pada umumnya – ia akan sembuh. Namun, ternyata musibah itu mengancam tulang lehernya dan berpengaruh pada tulang belakangnya kemudian berakibat pada kelumpuhan sebagian tubuhnya.” Ahmad Yasin akhirnya hanya bisa berjalan dengan berjinjit sambil menyeret pasir, kadang dia harus menancapkan kakinya ke dalam pasir untuk mendapatkan keseimbangan. Bila mengenai tanah yang keras dia langsung limbung dan jatuh. Sementara itu jari-jari tangannya kaku tidak bisa digerakan. Tidak bisa memegang apapun kecuali dengan sangat sulit. Ahmad Yasin, remaja yang masih belia dan penuh canda ini, setelah peristiwa tersebut berubah menjadi orang yang serius. Dia tetap berusaha datang shalat berjamaah di masjid dan bertekad melanjutkan sekolahnya hingga tamat tahun 1958.

Muhammad Abu Diyah menuturkan, Ahmad terus melanjutkan sekolah. Ia ke sekolah berjalan kaki dengan buku dikepit di ketiaknya. Ia berjalan kaki dengan berjinjit, sementara tangannya kaku dan jari-jarinya nyaris tidak bisa memegang pulpen kecuali dengan sangat sulit. Akan tetapi, ia tetap melanjutkan studinya hingga tamat dengan prestasi memuaskan. Setelah terjadi tarik ulur antara berbagai pihak yang bertanggung jawab dalam administrasi pemerintahan Mesir saat itu dan para tokoh pendidikan, akhirnya ia ditunjuk sebagai guru. Ia adalah sosok pendidik dan dai yang luar biasa. Pada saat itu aku melihat ia berjalan beberapa langkah kemudian terjatuh ke tanah. Lalu, ia mengambil buku-bukunya dan bangkit berdiri. Kemudian ia kembali berjalan dengan penuh semangat. Ini adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan oleh orang kuat sekalipun.”

Mengenai pekerjaan, hal itu tidak didapat Ahmad Yasin dengan mudah. Selepas tamat tahun 1958, sebagaimana kebanyakan anak muda Palestina kala itu, Ahmad Yasin mencari kerja. Pekerjaan yang paling diminati kebanyakan orang kala itu adalah mengajar, baik itu di sekolah pemerintah ataupun di sekolah milik UNRWA. Untuk bekerja di lembaga yang disebut terakhir ini sangat tidak mungkin bagi AHamas Yasin meski memiliki banyak keistimewaan dan fasilitas yang diberikan. Mudir (direktur) Sekolah UNRWA kala itu Khalil Uwaidha seorang sosialis dan juga wakilnya Farid Abu Wirda seorang sosialis, bahkan bisa dibilang para pejabat pendidikan UNRWA kala itu adalah orang-orang sosialis. Tidak ada tempat lain bagi Ahmad Yasin kecuali melamar di dinas pendidikan pemerintah.

Pada pagi hari buta saat pergi ke panitia pendaftaran untuk mengikuti interview, Ahmad Yasin bertemua dengan salah seorang rekannya. Dia berkata dengan lembut kepada Ahmad untuk memberikan pertimbangan. ”Apakah kamu berfikir bahwa panitia akan menerimamu?? Sedang kamu tahu bagiamana kredibilitasnya. Dan semua orang tahu apa yang harus dilakukan orang yang ingin masuk dan diterima. Ya akhi, saudaraku, sebaiknya batalkan saja perjalananmu dan kembalilah.”

Mendengar hal itu Ahmad Yasin hanya tersenyum samblk berdiri sempoyongan di atas jari-jari kakinya. ”Wahai saudaraku, apakah kamu mengira saya pergi ke panitia untuk mendapatkan belas kasihan? Tidak, demi Allah. Saya adalah seorang muslim yang percaya kepada kuasa Allah, jika memang Allah berkehendak saya diterima maka tak seorang manusiapun mampu mencegah rizki saya. Tidakkah kamu membaca firman Allah swt, ” Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Rabb langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan. (QS. 51:22-23) Tidakkah kau ingat sabda Rasulullah yang dieiwayatkan dari Ibnu Abbas, ”Ketahuilah, sekitanya umat manusia berhimpun untuk memberikan kemanfaatan kepadamu dengan sesuatu maka mereka tidak akan bisa memberikan kepadamu kecuali yang telah ditetapkan Allah untukmu. Dan ketahuilah, sekiranya umat manusia berhimpun untuk mencelakaimu dengan sesuatu maka mereka tidak akan bisa mencelakaimu kecuali apa yang telah ditetapkan Allah atasmu…” Demi Allah, saya percaya pada Allah dan Dia tidak akan mencelakanku. Saya bertawakal kepada Allah dan akan meneruskan perjalanan ini.” Ahmad Yasin akhirnya meneruskan perjalanan.

Setelah wawancara, panitia pendaftaran milihat banyak keistimewaan yang dimiliki Ahmad Yasin. Namun hanya satu hal, dia pincang!!! Sedang siapapun tahu, kala itu, barang siapa yang ingin lulus maka harus membanyar sejumlah uang untuk mempermudah prosesnya. Nama Ahmad Yasin akhirnya diloloskan ke pihak otoritas pendidikan umum untuk diambil keputusan. Di depan namanya tertulis, kemampuanya sangat bagus, nilainya sangat tinggi dan sangat baik, namun dia pincang!!! Cacat itupun menjadi pertimbangan serius pihak dinas otoritas pendidikan. Namun bila Allah sudah berkehendak, siapapun tak ada yang bisa menolaknya, ketika Kepala Otoritas Pendidikan kala itu, al Fariq Ahmad Salim, anak kesayangannya lahir cacat kakinya. Segera teken di depan nama Ahmad Yasin dengan tinta merah ”diterima”. Kemudian dia memerintahkan panitia untuk menerima semua calon guru yang diajukan oleh panitia.

Ahmad Yasin kemudian kembali ke almamaternya sebagai guru bahasa Arab dan pendidikan Agama dengan gaji 10 junaih Mesir setiap bulan. Ada kekhawatiran guru yang pincang ini akan mendapatkan perlakukan buruk dan pelecehan oleh sebagian siswanya. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, sosok pincang ini justru mengundang banyak kekaguman dan pernghormatan tidak saja dari murid-muridnya namun juga dari rekan-rekan guru dan wali murid.


Sosok Umat yang Utuh

Dalam sebuah artikelnya, Dr. Abdul Aziz Rantisi, tokoh yang menggantikan Syaikh Yasin memimpin Hamas sepeninggal beliau yang kemudian menjadi target pembunuhan Israel berikutnya, melukiskan tentang pribadi pendiri dan tokoh spiritual Hamas ini dengan menyebut sebagai sosok yang setara dengan umat atau umat yang terdapat pada satu sosok dirinya. Rantisi menuliskan, Syaikh Ahmad Yasin adalah seorang tokoh pemimpin yang istimewa. Dialah sosok yang ketika mendapat bencana dan cobaan, justru memperbesar tekad dan keteguhannya dalam meneruskan jalan meskipun terjal. Beliau terus menapakkan kaki dengan berkorban, memberi, dan bahkan mewujudkan berbagai target yang pada gilirannya melahirkan gerakan perjuangan Islam.

Sebuah artikel sangat tidak cukup untuk melukiskan bahkan untuk menyelami kedalaman lautan sosok ini (Syaikh Yasin), apalagi sampai ke dasarnya. Lautan sosok ini sangat dalam, dalam sekali. Karena itu, sebuah artikel, sebuah buku, bahkan sepuluh jilid atau sebanyak apapun jumlahnya, ia tidak akan bisa memuat semua keutamaannya. Sejarah akan berhenti lama untuk mendokumentasikan pemimpin berkebangsaan Palestina yang pejuang ini. Namun demikian ada beberapa bagian dari kehidupan dan sifat beliau yang perlu diungkap pada saat sekarang agar dapat dicontoh dan ditanamkan pada diri dan jiwa generasi masa depan umat Islam. Pemimpin yang satu ini memiliki tekad yang tak pernah ragu, keinginan yang tak pernah kendur, keberanian yang tak pernah surut, serta kekuatan yang tak pernah lemah.

Syaikh Ahmad Yasin memasuki usia yang kelima belas tahun ketika beliau mengalami musibah patah tulang leher saat bermain gulat dengan salah satu teman beliau, asy-Syahid Abdullah Shiyam. Meskipun musibah yang menimpa pemuda ini sangat besar, namun beliau menyembunyikan sebab-sebab terjadinya kecelakaan tersebut kepada keluarga beliau agar tidak timbul masalah keluarga antara keluarga beliau dan keluarga Shiyam. Ketika itu, beliau hanya berkata bahwa kecelakaan itu terjadi karena ia melompat di udara dan kemudian terjatuh dengan kepala terlebih dahulu. Baru pada tahun 1990 beliau memberitahukan kepadaku sebab yang sebenarnya. Yaitu ketika aku bersama beliau di dalam penjara. Artinya, empat puluh tahun sesudah kecelakaan itu terjadi. Itulah pertama kali beliau mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Keluarga beliau sendiri sampai detik ini tidak pernah mengetahuinya. Kecelakaan yang mengenaskan tersebut telah menyebabkan pemuda Ahmad Yasin terserang kelumpuhan. Betis beliau tidak bisa bergerak. Demikian pula dengan lengan beliau. Tentu saja, orang yang terkena musibah semacam ini akan menjadi lemah dan hanya bisa pasrah. Ia hanya akan menjadi orang yang terpinggirkan dan tersia-siakan. Ia menjadi beban bagi masyarakat dan tanggungan yang berat bagi keluarganya.

Akan tetapi, yang menakjubkan dan menarik perhatian, Syaikh Ahmad Yasin telah menorehkan kemenangan pertama dalam hidupnya ketika ia mampu melahirkan gerakan dari kelumpuhannya, kehendak kuat dari kelemahannya, serta kekuatan dari ketidakberdayaannya. Jadi, tekad ruhiyah Syaikh Yasin mampu mengalahkan kelemahan fisiknya. Beliau melanjutkan sekolahnya hingga menjadi seorang guru. Kemudian beliau naik ke berbagai mimbar sebagai khatib, penceramah, pendidik, dan dai yang menyeru kepada Allah dengan hujjah yang jelas. Beliau juga menyiapkan pemuda muslim untuk mengemban tugas dakwah dan menghadapi berbagai konspirasi yang ditujukan kepada bangsa Palestina. Hal itulah yang membuatnya ditangkap oleh pemerintahan Mesir pada saat itu. Sesudah kekalahan pada tahun 1967 M, Syaikh Ahmad Yasin bangkit dengan kembali mendirikan gerakan Ikhwanul Muslimun di wilayah Gaza. Beliau berhasil mendirikan bangunan tersebut dengan kesabaran, keteguhan, dan ketekunan yang luar biasa. Jarang kita melihat sosok seperti beliau di dunia modern seperti ini. Apalagi, di saat bangsa Arab dan umat Islam sedang tidur nyenyak dan berada dalam kondisi lemah, terpecah, dan kalah. Sementara, Syaikh menyambung siang dan malamnya dengan terus bergerak demi untuk mencapai impian besar dalam menyelamatkan umat dari musibah yang menimpanya.

Setelah sukses membangun kembali Ikhwan di Palestina, Syaikh mulai menyiapkan sejumlah orang untuk mencapai kemenangan lain demi kebaikan bangsa Palestina. Bahkan, demi kebaikan bangsa Arab dan umat Islam. Yang menjadi tujuan pertama beliau adalah keluar dari kondisi yang lemah dan bangkit kembali. Beliau terdorong oleh keimanan yang sangat kuat bahwa umat mampu untuk mencapai kemenangan jika memiliki tekad untuk keluar dari kekalahan dan menghentikan sikap mengekor kepada musuh. Beliau mulai melakukan persiapan untuk menghadapi perang jangka panjang yang dilakukan oleh gerakan Islam dalam melawan permusuhan zionis terhadap Palestina, serta terhadap bangsa Arab dan umat Islam. Maka, Syaikh Ahmad Yasin mendirikan sebuah sayap militer gerakan Hamas. Namun, Allah menakdirkan sayap militer ini dihancurkan di saat awal kelahirannya, yang menyebabkan Syaikh Yasin ditangkap oleh musuh. Saat diinterogasi oleh pihak zionis beliau mendapatkan siksaan yang hebat. Hal itu terjadi pada tahun 1984 M, tiga tahun sebelum kemunculan gerakan intifadhah. Beliau dihukum penjara selama 13 tahun. Namun, berkat karunia Allah, setelah sebelas bulan mendekam di penjara, beliau dibebaskan lewat kesepakatan pertukaran tawanan pada tahun 1985 M, yang dilakukan oleh seorang pejuang, Ahmad Jibril, Sekjen Front Rakyat dengan pihak zionis. Beliau keluar dari penjara dengan tekad, keinginan, dan keteguhan untuk meneruskan perjuangan.

Di saat Syaikh Yasin memunculkan gerakan intifadhah Palestina pada tahun 1987 M, sebelumnya telah didirikan sayap militer gerakan Hamas yang selanjutnya diberi nama Brigade asy-Syahid Izzuddin al-Qassam, agar gerakan Hamas, sayap militernya, dan gerakan intifadhah rakyat Palestina menyerupai deklarasi perang total terhadap musuh yang biadab. Hal ini ditujukan untuk mewujudkan keseimbangan pertahanan dalam kondisi tidak adanya keseimbangan kekuatan.

Pada tahun 1987 M, beliau mendirikan gerakan perlawanan Islam (Hamas). Pada saat yang sama, dideklarasikan dimulainya gerakan intifadhah bangsa Palestina terhadap kezaliman, permusuhan, dan kesewenang-wenangan dalam bentuk pendudukan kaum zionis atas Palestina. Juga, terhadap tindakan mereka yang mengotori tempat-tempat suci, terutama Masjid al-Aqsa yang penuh berkah. Lalu, perlawanan terhadap pembantaian anak-anak, wanita, orang tua, bahkan janin yang masih berada di kandungan ibunya. Serta, perlawanan terhadap tindakan penghancuran desa-desa dan kota, pembongkaran rumah-rumah yang sedang ditempati oleh penghuninya, penebangan pohon-pohon berbuah, pembumihangusan tanah-tanah pertanian, dan penghancuran kehidupan rakyat. Syaikh Yasin memahami bahwa zionis perusak ini mempergunakan politik teror untuk mewujudkan tujuan-tujuan zionismenya yang agresor. Beliau juga mengetahui bahwa musuh dan penjahat ini tidak akan berhenti dengan politik tersebut, kecuali apabila harga yang harus dibayarkan untuk kejahatannya itu terlalu tinggi.

Syaikh Yasin ditangkap untuk kedua kalinya pada tahun 1989 M. Pihak zionis memvonisnya dengan penjara seumur hidup. Setelah delapan tahun berada di tahanan, berkat karunia Allah beliau dibebaskan akibat sebuah operasi yang gagal yang dilakukan oleh Mossad di Yordania. Yaitu operasi teror yang tujuannya ingin menghabisi nyawa sang MujAhed, Khalid Misy’al, pimpinan biro politik gerakan Hamas.

Syaikh Yasin keluar dari tahanan guna memproklamirkan kepada dunia bahwa jihad tidak akan berhenti sampai tanah Palestina merdeka secara total, bahwa satu jengkal tanahpun tidak akan dibiarkan kepada mereka, dan bahwa setiap hak rakyat Palestina akan terus dituntut, terutama hak untuk kembali bagi para pengungsi Palestina yang telah diusir dari rumah-rumah mereka sejak tahun 1948 M, disebabkan oleh teror zionis. Selain itu, beliau juga menolak segala kesepakatan dan perjanjian yang mengarah kepada penawaran untuk mendapat tanah air dan penyerahan sebagian darinya guna kepentingan zionis Yahudi yang didukung oleh kaum salibis yang dengki.

Kedengkian zionis terhadap Syaikh Yasin sampai ke tingkat menyuruh penguasa Palestina untuk menekan Syaikh Yasin. Maka, Penguasa Palestina menetapkan tahanan rumah kepada beliau dan segera merespon keinginan Israel. Akan tetapi, publik Palestina menolak hal tersebut agar beliau bisa keluar lagi meneruskan tekadnya yang kuat untuk melanjutkan perjalanan jihad.

Ketidaksenangan zionis berlanjut dan kemudian berwujud kepada usaha untuk menghabisi nyawa Syaikh dengan membom rumah yang beliau tinggali pada saat terjadinya serangan teror dengan bom seukuran seperempat ton. Akan tetapi, Allah menyelamatkan beliau. Syaikh Yasin keluar dengan selamat meskipun kerusakan yang menimpa rumah tersebut sangat parah. Ketika selamat dari upaya tersebut, ia kembali bersikeras melanjutkan perjalanan jihad. Berbagai kesulitan justru membuat beliau bertambah kuat, teguh, dan semangat mempertahankan hak-hak tanah air.


Selintas Perjalanan Syaikh Yasin

Syaikh Yasin berusia sepuluh tahun saat Inggris mengumpulkan bangsa zionis dari seluruh penjuru dunia untuk ditempatkan di tanah Palestina. Melalui kekuatan militer yang diperkuat dengan cerita bualan tentang tanah yang dijanjikan, didirikanlah untuk mereka negara yang bernama Israel pada tahun 1948.

Itulah awal tahun prahara (nakhbah) bagi bangsa Palestina. Syaikh Yasin bersama keluarganya dipaksa mengungsi ke wilayah Jalur Gaza. Untuk sementara waktu dia harus berhenti sekolah karena harus bekerja membantu kakaknya untuk mencukupi ekonomi keluarga. Tiga tahun kemudian Syaikh Yasin melanjutkan sekolah hingga terjadilah sebuah kecelakaan yang membuat seluruh tubuhnya lumpuh kecuali bagian kepalanya. Kondisi lumpuh tidak menghentikannya meneruskan studi hingga menjadi seorang pengajar bahasa Arab dan Tarbiyah Islamiyah baik di alamamaternya mmaupun di beberapa sekolah bantuan internasional (UNRWA) di Gaza.

Keterlibatannya dalam gerakan islam berbuntut pada penangkapan oleh pemerintahan Jamal Abdul Naseer karena dituduh sebagai bagian dari gerakan al Ikhwanul al Muslimun.

Ketika tokoh-tokoh gerakan Ikhwan yang berada di Gaza meninggalkan daerah tersebut untuk lari dari cengekeraman Nasser, Ahmad Yasin memiliki pandangan lain. Ia menegaskan bahwa di atas tanah itulah kehidupan dan jihad layak diwujudkan.

Ia memulai dari nol ketika kekuasaan kaum kiri dan nasionalis mencapai Tepi Barat dan wilayah Gaza sehingga ketaatan beragama lenyap dari masyarakat Palestina dalam bentuk yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Ketika ketaatan beragama dianggap sebagai bid’ah yang buruk dan simbol keterbelakangan, Syaikh Yasin tetap yakin bahwa era Islam pasti datang dan debu yang menutupi kesadaran umat akan segera hilang sehingga mereka kembali kepada akar dan rahasia kemuliaan mereka. Syaikh Yasin merancang bangunan tersebut: dari shalat ke shalat, dari masjid ke masjid lain. Syaikh menanamkan benihnya di tanah Isra dan Mi’raj seraya memberikan kabar gembira akan datangnya hari esok yang lebih baik.

Usahanya tidak hanya terbatas pada wilayah Gaza, tempat ia mendirikan Majma’ Islami, sebuah sebuah lembaga Islam yang lengkap, mencakup bidang sosial, kemasyarakatan, dan dakwah. Bahkan, beliau meluaskan upayanya hingga mencapai Tepi Barat yang menjadi tempat berkembangnya aliran kiri, nasionalis dan sekuler.

Di akhir 1970-an dan di awal 1980-an, pohon yang dibangun Syaikh Yasin sudah mulai membesar sedikit demi sedikit. Pihak-pihak lain di negara Palestina mulai menyadari bahayanya. Mereka menghadapi upaya Syaikh Yasin dengan menuduhnya sebagai agen penjajah sebab tidak memproklamirkan perlawanan bersenjata. Akan tetapi, Syaikh Yasin memahami tindakannya. Perlawanan tidak boleh tegak di atas pondasi yang lemah. Ia harus tegak di atas dasar-dasar yang kokoh dan kuat.

Pada tahun 1983, Syaikh Yasin merasa bahwa telah tiba saatnya untuk melakukan persiapan fisik dan materil sesudah melakukan persiapan spritual secara baik. Hal itu terlihat dengan berkembangnya sikap religius di masyarakat dan munculnya kekuatan gerakan Islam sebagai kekuatan kedua di berbagai universitas dan asosiasi. Bahkan di beberapa komunitas ia mulai mengungguli gerakan pembebasan.

Oleh pihak militer, Syaikh Yasin dianggap telah melakukan pengumpulan senjata, membentuk pasukan militer dan menyerukan pelenyapan eksistensi negara Yahudi. Karenanya, beliau ditangkap bersama koleganya kemudian dihadapkan ke mahkamah militer Israel dan divonis 13 tahun penjara, sementara hukuman yang lebih lama diberikan kepada sejumlah koleganya. Di antaranya kepada Syaikh asy Syahid Solah Syahadah. Hal itu berlangsung selama dua tahun. Pada tahun 1985, Syaikh Yasin keluar dari penjara berkat proses pertukaran tahanan dengan Front Rakyat yang dipimpin oleh Ahmad Jibril dengan pihak Israel, setelah beliau mendekam selama 11 bulan dalam penjara rezim Imperialis Israel

Fase itu adalah fase keputusasaan. Organisasi PLO mengalami kekalahan di Beirut. Kondisi negara-negara Arab juga sedang jatuh. Tawar-menawar dilakukan di sana-sini guna mengembalikan pengakuan internasional terhadap Palestina.

Syaikh kembali menghembuskan Gerakan Perlawanan Islam Palestina kalangan para pemuda lewat berbagai masjid yang telah menjadi simbol dalam melawan penjajah. Pihak terakhir ini merasa telah berhasil melenyapkan upaya perlawanan masyarakat Palestina, di luar dan di dalam.

Maka pada penghujung tahun 1987, tepatnya tanggal 14 Desember 1987, pada masa penuh berkah terkait dengan munculnya gerakan intifadhah pertama, Syaikh bersama tiga koleganya: asy Syahid Solah Syahadah, asy Syahid Ibrahim al Muqadimah, dan asy Syahid Abdul Aziz Rantisi, mengumumkan pendirian Gerakan Perlawanan Islam yang dikenal dengan nama “Hamas”. Pada akhir bulan Agustus 1988, militer Imperialis Israel menyerbu rumah kediaman beliau di Gaza. Mereka melakukan pengeledahan dan mengancam membuang beliau dengan kursi rodanya ke Lebanon.

Lewat perjalanan gerakan intifadhah yang pertama, Hamas menjadi penggerak utama sampai-sampai gerakan intifadhah disebut dengan revolusi masjid karena menjamurnya ceramah Islam yang disampaikan oleh Syaikh Yasin di berbagai acara dari masjid ke masjid.

Otoritas penjajah menyadari bahaya peran yang dimainkan oleh gerakan Hamas dalam intifadhah. Sementara Syaikh Yasin sendiri menyadari bahwa lemparan batu semata tidak cukup untuk memberikan rasa sakit ke tubuh penjajah.

Pada mulanya dan dengan melihat kepada minimnya potensi yang ada, gerakan tersebut dengan dipimpin oleh Syaikh Yasin dimulai dengan perang menggunakan pisau. Selanjutnya di awal tahun 1989 berkembang menjadi perlawanan bersenjata dan sampai kepada penculikan tentara Israel. Akibatnya, pada tanggal 15 Juni 1989 (referensi lain menyebutkan tanggal 17 Mei 1989) rezim penjajah menangkap Syaikh Ahmad Yasin bersama kurang lebih 260 pimpinan Hamas lainnya. Israel punya alasan, penangkapan dilakukan sebagai upaya menghentikan perlawanan bersenjata yang terjadi ketika itu yang mengambil bentuk serangan dengan menggunakan as silah al abyadh (senjata putih), yakni selain senjata api, terhadap serdadu-serdadu Israel, warga Yahudi serta penculikan terhadap agen-agen Israel.

Pada tanggal 16 Oktober 1991, mahkamah militer Imperialis Israel mengeluarkan keputusan (tanpa sidang pengadilan) dengan memvonis Syaikh Ahmad Yasin berupa penjara seumur hidup ditambah 15 tahun kurungan, setelah disodorkan daftar tuduhan sebanyak sembilan item. Di antaranya seruan (provokasi) penculikan dan pembunuhan terhadap serdadu-serdadu Imperialis Israel, pendirian Gerakan Hamas beserta sayap militer dan dinas keamanannya.

Penahanan Syaikh Yasin beserta sebagian besar pimpinan gerakan Hamas di wilayah Gaza dan Tepi Barat tidak menghentikan perjuangan. Justru hal itu membentuk simpati yang membuat Hamas menjadi lebih berkembang dan lebih besar. Dalam kurun waktu antara tahun 1989-1993 wilayah Gaza berubah menjadi neraka yang menakutkan bagi para agresor. Brigade al Qassam, sayap militer Gerakan Hamas juga menjadi alat yang menyulitkan penjajah, sesuatu yang mempercepat terselenggaranya kesepakatan Oslo. Tujuannya adalah untuk melepaskan diri dari tekanan perlawanan yang dilakukan oleh Hamas dalam menghadapi tentara penjajah.

Bertahun-tahun Syaikh Yasin menjadi tahanan penjara musuh. Namun, spirit dan pernyataannya yang keluar dari dari penjara menghiasi perjalanan gerakan tersebut yang semakin membesar di mata orang Palestina serta di mata dunia Arab dan Islam. Terutama setelah munculnya gerakan mati syahid yang ditetapkan oleh Gerakan Hamas dalam melawan penjajah yang dipimpin oleh asy Syahid Yahya Ayyas yang mati syahid setelah dibunuh pada tanggal 15 Januari 1996.

Bertahun-tahun Syaikh mendekam di penjara dengan menolak tawaran perkaranya diadili. Sementara itu gerakan Hamas terus berkembang dan para penjajah menyadari ancaman eksitensi yang belum pernah dikenal dalam sejarah mereka sebelumnya. Hal ini seperti yang diakui oleh Ya’kub Beiri dalam bukunya, Datang untuk membunuhmu… Bunuh Ia segera!, yang mencatatkan sejarah perlawanan gerakan Hamas di masa asy-Syahid Yahya Ayyas dan sesudahnya.

Rabu pagi, tanggal 1 Oktober 1997, Syaikh Ahmad Yasin dibebaskan berkat perjanjian yang berlangsung antara Jordania dan rezim Imperialis Israel, dengan kompensasi penyerahan dua agen (antek) Zionis yang tertangkap di Jordania setelah mereka gagal dalam upaya pembunuhan terhadap al-Akh Khalid Misy'al, Kepala Biro Politik Hamas di Amman pada tanggal 25 September 1997.

Setelah melanglang buana ke negara Arab, Syaikh kembali ke wilayah Gaza yang menyambutnya bak pahlawan. Sang Pemimpin itupun kembali mengawasi anak-anaknya.

Pada tanggal 28 September 2000 perjalanan gerakan intifadhah untuk al-Aqsa mulai muncul dengan Syaikh Yasin sebagai pemimpinnya. Ketika para pimpinan politik ditangkap dan dibunuh di Tepi Barat, wilayah Gaza relatif tidak terjangkau oleh penjajah. Hal itu karena ia memang sulit dijamah. Hanya saja, kekuatan dan kehadiran pimpinan di Gaza, terutama Syaikh Yasin, telah menyulut emosi penjajah. Mereka mulai melakukan gelombang pembunuan terhadap para pemimpin militer dan politik. Maka, dibunuhlah Syaikh Solah Syahadah, Ibrahim al Muqadamah, Ismail Abu Syanab serta puluhan pimpinan sayap militer lainnya termasuk pengganti Syaikh yasin, Dr. Abdul Aziz Rantisi yang dibunuh Israel pada 17 April 2004, kurang dari sebulan setelah pembunuhan Syaikh Yasin. Upaya pembunuhan juga dilakukan atas diri Dr. Mahmud Zehhar namun upaya itu gagal.

Pembunuhan terhadap diri Syaikh yasin memang sudak diperkirakan oleh semua pihak. Terlebih setelah aksi heroik di Asdod pada tanggal 15 Maret 2004 oleh dua pejuang Palestina dari Gaza, penjajah Zionis memutuskan oparasi pembunuhan dengan target para pimpinan gerakan politik guna melemahkan eksistensi gerakan perlawanan. Maka pada Senin 22 Maret 2004, selepas keluar dari masjid usai menunaikan shalat subuh, mobil yang ditumpangi Syaikh Yasin dibombardir tiga rudal yang ditembakan pesawat heli tempur Apache buatan Amerika. Syaikh Yasin gugur syahid bersama delapan orang lainnya. Di antara mereka adalah para pendampingnya. Itulah akhir kehidupan yang memang ia inginkan dan telah menjadi kehendak Allah.

Syaikh Yasin gugur syahid setelah menyempurnakan bangunan perlawanan dan merasa tenang karena bangunan tersebut sangat indah, kuat, dan kokoh. Juga, setelah ia menciptakan kemenangan yang diketahui oleh seluruh dunia lewat keputusan Sharon yang lari dari wilayah Gaza dengan dissengagement pan-nya.

Syaikh Yasin telah meninggal. Namun, perjalanan yang ia wujudkan dengan segala kesungguhan, perjuangan, dan ruhnya akan terus maju hingga menghabisi penjajah. Kita telah kehilangan seorang pahlawan yang menjadi legenda, seorang syaikh yang mulia, dan seorang pendidik utama. Ia menginginkan tanah air nenek moyangnya. Ia hendak mewujudkan haknya. Ia ingin agar seluruh rakyat hidup dengan damai di tanah air yang merdeka dan bahagia. Ia menuntut hak rakyat Palestina yang terkoyak oleh keputusan boneka PBB, oleh gerakan zionis serta oleh antek-anteknya, juga pengkhianatan sejumlah pimpinan tentara Arab di tahun 1948 dan sesudahnya.

Syaikh Ahmad Yasin memang telah meninggalkan dunia. Namun, ia tidak lenyap dari jiwa rakyat Palestina dan kaum muslimin. Ia adalah sosok yang melegenda. Ia hanya punya kursi roda, kepala, dan hati semata. Itulah fisik dan kondisi Ahmad Yasin. Namun, ia telah membuat takut Israel dan para sekutunya, membuat takut Israel dan agen-agen intelijennya, membuat takut beruang buas dan “penjagal” Sharon yang merubah haluan pesawat berikut rudalnya kemudian diarahkan menuju kursi roda yang sedang ditumpangi tubuh yang lumpuh itu. Selamat jalan Amir Mujahidin, Guru Perlawanan Palestina. Semoga Allah menempatkanmu di sisinya bersama para anbiya’, syuhada’dan shidiqin karena mereka itulah sebaik-baik teman. (warsito)

(Source : www.infopalestina.com )

 

blogger templates | Make Money Online